BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Sampai
saat ini sebagian besar material rekayasa terdiri dari campuran
fasa-fasa,misalnya : Baja, solder, semen portland, batu gerinda, cat, dan fiber
glass. Campurandari dua atau lebih fasa dalam satu material memungkinkan
terjadinya interaksi antara fasa.Diagram fase sangat membantu dalam mengatur
dan meringkas eksperimental, data pengamatan serta dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang proses-proses yangmelibatkan reaksi kimia antara fase.
Kekuatan listrik atau medan magnet dapat diterapkansebagai pengganti suhu,
tekanan, dan komposisi lainnya. Untuk memberikan informasitentang struktur dan
fasa-fasa kesetimbangan khususnya pada dua komponen unsur atautemperatur, maka
dapat digunakan satu jenis plot diagram fase temperatur terhadapkonsentrasi
relatif dari dua zat dalam biner campuranyang disebut diagram fase biner.
Oleh
karena itu, disusunlah makalah tentang diagram fasa dengan spesifikasi diagram
fasa biner ini agar dapat mempermudah pembacaan fasa kesetimbangan paduan
dua komponenunsur.
B.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
gambaran umum dan spesifikasi diagram fasa khususnya diagram fasa biner.
2.
Memahami
pembacaan diagram fasa biner.
3.
Memahami
bentuk – bentuk proses pendinginan (solidifikasi).
C.
Permasalahan
Permasalahan
yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah
gambaran umum dan spesifikasi diagram fasa khususnya diagram fasa biner F?
2.
Bagaimana
cara membaca diagram fasa biner?
3.
Bagaimana
bentuk – bentuk proses pendinginan (solidifikasi)?
D.
Sistematika Penulisan
Makalah
ini disusun meliputi Bab I terdiri dari latar belakang, tujuan,
permasalahan,dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari dasar teori. Bab
III terdiri dari pembahasan, Bab IV terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB
II
DASAR
TEORI
A.
Diagram Fasa
Tidak
seperti struktur logam murni yang hanya dipengaruhi oleh suhu,
sedangkanstruktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Pada
kesetimbangan, struktur paduanini dapat digambarkan dalam suatu diagram yang
disebut diagram fase (diagramkesetimbangan) dengan parameter suhu (T) versus komposisi
(mol atau fraksi mol). (Fasedapat didefinisikan sebagai bagian dari bahan yang
memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian lainnya).Diagram
fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari kondisilogam atau
paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan temperatur).Diagram
fasa secara umum dipakai ada dua jenis :
·
Diagram
fasa tunggal ( Komposisi sama dengan Paduan )
·
Diagram
fasa biner ( 2 komponen unsur dan temperatur)
·
Diagram
fasa Terner ( 3 komponen unsur dan temperatur)
Diagram
fasa tunggal memiliki komposisi yang sama dengan paduan, misalnya timbaldan
timah. Diagram fasa biner misalnya paduan kuningan ( Cu-Zn), (Cu-Ni) dll. Diagram
fasa terner misalnya paduan stainless steel (Fe-Cr-Ni) dllDiagram pendinginan
merupakan diagram yang memetakan kondisi struktur mikro apa yanganda akan
dapatkan melalui dua variabel utama yaitu ( Temperatur dan waktu) disebut
jugadiagram TTT atau juga dua variabel utama yaitu (temperatur dan cooling
rater) dosebut jugadiagram CCT. Diagram ini berguna untuk mendapatkan sifat
mekanik tertentu danmikrostruktur tertentu, Fasa bainit misalnya pada baja
hanya terdapat pada diagram TTT bukan diagram isothermal Fe-Fe3C.
Kegunaan
Diagram Fase adalah dapat memberikan informasi tentang struktur dankomposisi
fase-fase dalam kesetimbangan. Diagram fase digunakan oleh ahli geologi,
ahlikimia, ceramists, metallurgists dan ilmuwan lain untuk mengatur dan
meringkaseksperimental dan data pengamatan serta dapat digunakan untuk membuat
prediksi tentang proses-proses yang melibatkan reaksi kimia antara fase.
1. Komponen
Diagram Fasa
Komponen
umum diagram fase adalah garis kesetimbangan atau batas fase, Yang merujuk pada baris yang menandai
kondisi di mana beberapa fase dapat hidup berdampingan pada kesetimbangan.
Fase transisi terjadi di sepanjang garis dari ekuilibrium.
Titik tripel adalah titik pada diagram fase
di mana garis dari ekuilibrium berpotongan. Tanda titik tripelkondisi di mana
tiga fase yang berbeda dapat ditampilkan bersama. Sebagai contoh, diagramfase
air memiliki titik tripel tunggal yang sesuai dengan suhu dan tekanan di mana
padat, cair,dan gas air dapat hidup berdampingan dalam keadaan kesetimbangan
yang stabil.
Titik solidusadalah Garis yang memisahkan bidang
semua cairan dari yang ditambahcairan kristal. Titik likuidusadalah Garis yang memisahkan bidang
semua cairan dari yangditambah cairan kristal. Temperatur di atas mana zat
tersebut stabil dalam keadaan cair.Terdapat sebuah kesenjangan antara solidus
dan likuidus yang terdiri dari campuran kristaldan cairan. Di bawah ini adalah
Gambar yang dapat menjelaskan dalam bentuk yangsebenarnya :
Gambar
2.1 Grafik Titik
Likuidus dan Solidus
2.
Diagram Fasa Biner
Diagram
fase dengan lebih dari dua dimensi dapat dibuat yang menunjukkan
efek lebih dari dua variabel pada fase suatu zat. Diagram fasa dapat
menggunakan variabel lain disamping atau sebagai pengganti dari suhu, tekanan
dan komposisi, misalnya kekuatan listrik yang diterapkan atau medan magnet
dan mereka juga dapat melibatkan bahan-bahan yangmengambil lebih dari sekadar
tiga negara dari materi. Satu jenis plot diagram fase temperatur terhadap
konsentrasi relatif dari dua zat dalam biner campuranyang disebut diagram fasebiner,seperti yang ditunjukkan di
bawah ini :
Gambar
2.2 Sebuah diagram
fase untuk suatu sistem biner menampilkan titik eutektik.
Eutektik
biner diagram fase menjelaskan perilaku kimia dua tidak bercampur
(unmixable)kristal dari yang benar-benar bercampur (mixable) meleleh, seperti
olivin dan pyroxene, atau pyroxene dan Ca plagioclase. Tipe lain dari
diagram fasa biner adalah diagram titik didih campuran dari dua komponen, yaitusenyawa kimia.Selama dua khususvolatilekomponen pada tekanan tertentu
seperti tekanan atmosfer, diagram titik didih menunjukkan apauap (gas) komposisi berada dalam kesetimbangandengan komposisi cairan yang diberikan
tergantung pada suhu. Dalam biner khas titik didih diagram suhu diplot pada
sumbu vertikaldan campuran komposisi pada sumbu horizontal.
Gambar
2.3 Titik Didih
Diagram
Reaksi
Eutektik dapat disebut juga dengan Reaksi Invarian. Reaksi ini
memiliki jumlah fasa maksimum adalah tiga, dimana terdapat secara
bersamaan dalam kondisikesetimbangan pada sistem biner yang melibatkan larutan
cairan. Reaksi Invarian Keduadisebut dengan Peritektik. Bentuk Generik dari
Reaksi Peritektik adalah :
Reaksi Peritektik : pada suhu 1493
Reaksi Eutektik : L = :
+ F pada suhu 1147dan C = 4,3%
Arah
panah pada persamaan di atas menyatakan bahwa terdapat 2 proses yang
dapatdigunakan, yaitu pendinginan dan pemanasan. Reaksi Invarian Ketiga adalah
ReaksiEutektoid. Reaksi ini melibatkan larutan padat. Bentuk generik dari
Reaksi Eutektoid adalahsebagai berikut :
Reaksi
Eutektoid : = : + F pada suhu 732dan C = 0,8%
Seperti
halnya penjelasan pada Reaksi Peritektik, persamaan diatas menyatakan
bahwaterdapat 2 proses yang dapat digunakan, yaitu pemanasan dan pendinginan.
Ketika
satu fase padat berubah menjadi dua fasa padat selama pemanasan, disebuteutektoid. Lain halnya dengan
eutektoid, Peritectoid merupakan suatu titik di mana dua fasa padat
bergabung menjadi satu fase padat selama pemanasan.
Gambar
2.4 Diagram
Peritectic, Eutectic, dan Eutectoid
Dua
fasa yang terdiri dari padat dan cair secara kolektif terkondensasi dikenal
sebagaifase terkondensasi. Analisis kesetimbangan antara fase terkondensasi
biasanya mengabaikanfase gas. Kombinasi fase terkondensasi termasuk cair-padat
dan padat-padat. Banyak kristalografi bentuk padatan masing-masing dianggap
sebagai tahap yang berbeda, jadikesetimbangan ini menunjukkan cukup beragam.
Subjek ini dikenal sebagai representasidiagram fase biner. Pada masing-masing
contoh di atas, tujuannya adalah untuk menentukankonsentrasi. komponen A dan B
dalam dua fase bersamaan. Dalam fase kentalkesetimbangan, identifikasi stabil
fase I dan II juga merupakan objektif.
Komposisi
kimia dua fasa terletak di dua ujung isoterm, atau garis hubung yangmelalui
daerah dua fasa. Sebagai gambaran, ambillah solder 80 Pb-20 Sn pada 150 derajat.Dengan
bantuan isoterm lainnya, kita dapat menentukan komposisi kimia dua fasa
darisebarang paduan Pb-Sn pada sebarang suhu terkait.
3. Kaidah
Fasa
Kita
telah mengetahui bahwa kondisi pada sistem dua komponen dengan tiga fasaadalah
invarian.Apabila hanya ada satu atau dua fasa, kita memiliki kebebasan untuk
memilihsuhu dan komposisi. Sebagai contoh, dalam medan satu fasa suatu diagram
kesetimbangan, baik suhu dan komposisi dapat diubah namun fasa tunggal
tetap dipertahankan. Variansinyaadalah dua. Pada medan dua fasa, variansinya
adalah satu sehingga kita hanya bebas melakukan satu pilihan. Jika kita merubah
suhu, kita terikat pada komposisi tertentu.Untuk variansi, atau derajat
kebebasan, F berlaku kaidah fasa :
P
+ F = C + I
Dimana
P adalah jumlah fasa, C adalah jumlah komponen ( dua untuk sistem biner ).
Jikaterdapat tiga fasa, maka F adalah 0, yang memiliki arti invarian.
Gambar
2.5 Grafik Diagram
Fasa Biner
4. Lever
Rule
Besarnya
presentasi suatu fasa pada bagian dua fasa dari suatu diagram fasa biner dapat
dihitung dengan menggunakan Lever Rule. Contohnya adalah dengan
menggunakanLever Rule , besarnya presentasi dari suatu cairan atau zat padat
pada suhu tertentu dapatuntuk komposisi rata-rata pada dua fasa tersebut.Adapun
persamaan yang dapat digunakanadalah sebagai berikut :
Xl + Xs = 1
Xl = 1 – Xs
Xs = 1 – Xl
Dari
persamaan diatas, diketahui bahwa Xl adalah besarnya fraksi dari fasa cair,
sedangkanXs adalah besarnya fraksi dari fasa padat.
Persamaan lain yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut :
+
Dengan
mengombinasi kedua persamaan, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
Adapun gambar dari Lever
Rule seperti berikut ini :
Gambar
2.6 Diagram Lever
Rule
Tabel 2.1 Titik penting dalam system biner
(ZrSn)
5.
Solidifikasi
Solid
solution (larutan padat) : terdiri dari beberapa atom, minimal dua atom yang
berbeda, atom terlarut menempati posisi substitusi interstisi pada kisi pelarut
dan struktur kristal mengikuti struktur kristal pelarut.
Batas
kelarutan (solubility limit) : Suatu logam paduan akan mempunyai maksimum
konsentrasi dari atom terlarut yang akan larut pada pelarut. Jika atom terlarut
konsentrasinya melampaui batas kelarutan maka sebagian atom tersebut tidak akan
terlarut lagi. Untuk menggambarkan keadaan ini bisa dilihat contoh larutan air
gula. Jika gula yang dicampur terlalu banyak maka gula tersebut tidak akan
larut lagi.
.
Gambar
2.7 Grafik campuran
Air dengan Gula
Diagram
fasa digunakan untuk memperkirakan “Struktur Mikro” yang diperoleh dari hasil
proses pembekuan (Solidifikasi).
Struktur Mikro : Struktur logam/paduan yang dilihat melalui Teknik Mikrosofik yang berupa distribusi fasa-fasa, baik distribusi larutan padat, senyawa atau distribusi larutan padat dan senyawa.
Struktur Mikro : Struktur logam/paduan yang dilihat melalui Teknik Mikrosofik yang berupa distribusi fasa-fasa, baik distribusi larutan padat, senyawa atau distribusi larutan padat dan senyawa.
Struktur
mikro : Sifat-sifat fisik suatu bahan seperti sifat mekanik tergantung
dari struktur mikro. Struktur mikro
diketahui dengan observasi mikroskopik menggunakan mikroskop optik atau
mikroskop elektron. Pada logam paduan, penggolongan struktur mikro berdasarkan
berapa jumlah fase, proporsinya dan bagaimana susunannya didalam bahan.
Struktur mikro bergantung kepada jumlah elemen paduan, konsentrasinya dan
perlakuanpanasnya (temperatur, lamanya pemanasan, lajupendinginan). Karena
larutan padat bersifat lunak, senyawa bersifat keras maka jika diketahui
distribusinya maka akan diketahui sifat mekaniknya.Dengan mengetahui struktur
mikro, berarti dapat diketahui sifat Mekanik. Teknik mikroskofik untuk
mengetahui struktur mikro disebut METALOGRAFI.
Untuk
menggunakan diagram fasa pada proses solidifikasi diambil anggapan sbb :
a) Laju pendinginan dianggap sangat
lambat
b) Proses transformasi yang terjadi dari
fasa cair ke fasa padat berlangsung sempurna dengan mekanisme difusi.
Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam proses solidifikasi :
a) Waktu
b) Temperatur
BAB III
PEMBAHASAN
A. Diagram Fasa
1.
Pengertian Diagram fasa
Adalah
diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan
fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar karbon.
Diagram ini merupakan dasar pemahaman untuk semua operasioperasi perlakuan
panas.
2. Fungsi
diagram fasa
Adalah
memudahkan memilih temperatur pemanasan yang sesuai untuk setiap proses
perlakuan panas baik proses anil, normalizing maupun proses pengerasan. Baja
adalah paduan besi dengan karbon maksimal sampai sekitar 1,7%.paduan besi
diatas 1,7% disebut cast iron. Perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh
struktur mikro dan sifat yang di inginkan. Struktur mikro dan sifat yang
diinginkan dapat diperoleh melalui proses pemanasan dan proses pendinginan pada
temperatur tertentu.
3.
Diagram Fasa Fe – Fe3C
Diagram
fase Fe-Fe3C merupakan diagram untuk kombinasi karbon dengan besi pada
keadaan solid solution. Diagram fase ini termasuk diagram fase binary
karena menunjukkan hubungan antara dua variable yaitu hubungan antara
temperatur dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat.Dari diagram fasa
tersebut dapat diperoleh informasi-informasi penting yaitu antara lain:
a)
Fasa
yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan kondisi
pendinginan lambat.
b)
Temperatur
pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila dilakukan pendinginan
lambat.
c)
Temperatur
cair dari masing-masing paduan.
d)
Batas-batas
kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon pada fasa tertentu.
e)
Reaksi-reaksi
metalurgis yang terjadi, yaitu reaksi eutektik, peritektik dan eutektoid.
4. Fasa-fasa
yang terjadi pada Fe – Fe3C
a) Austenit
(γ)
Fasa ini disebut gamma (γ) dan
merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel satuan berupa kubik
pemusatan sisi. Ruang antar atomnya lebih besar dibandingkan ferit dan fasa ini
stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara 912°C, pada besi murni. Kadar
karbon maksimum gamma sebesar 2,14% pada temperatur 1147°C. Pada temperatur stabil
austenit bersifat lunak dan liat sehingga mudah dibentuk. Austenit merupakan
fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya dalam proses perlakuan
panas termasuk perlakuan panas pada permukaan baja.
b) Ferit
(α)
Fasa
ini disebut alpha (α) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel
satuan berupa kubik pemusatan ruang. Ruang antar atomnya kecil dan rapat
sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya
hanya 0,008% sehingga dapat dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar
0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat. Dibawah mikroskop ferlit terlihat
berwarna putih. Kekerasan dari ferit berkisar antara 140-180 HVN. 17
c) Sementit
(Fe3C)
Fasa ini
disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus (Fe3C). sel
satuan sementit berbentuk orthorombik. Kadar karbon dalam sementit 6,7% dan
senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan
kekuatan dan kekerasan. Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara
800 HVN.
d) Perlit
Perlit
adalah campuran sementit dan ferit yang tersebar meratapada seluruh penampang.
Struktur ini barasal dari perubahan austensit pada pendinginan normal udara
setelah melewati temperature kritis (700°C sampai 900°C). Kekerasan dari perlit
kurang lebih 180-250 HVN.
e) Martensit
Martensit
merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan dalam lamellar.
Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan laju
pendinginan cepat. Terjadi hanya presipitasi Fe3C unsur paduan lainnya tetapi
larut transformasi isothermal pada 260°C untuk membentuk dispersi karbida yang
halus dalam matriks ferit. Martensit bilah terbentuk jika kadar C dalam baja sampai
0,6% sedangkan di atas 1% akan terbentuk martensit pelat. Perubahan dari bilah
ke pelat 18terjadi pada interval 0,6% < C < 1,08%. Kekerasan dari martensit
lebih dari 500 HVN.
f) Bainit
Bainit
merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat
dimana semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat dan atom karbon tidak
sempat berdifusi keluar. Pada proses pembentukan bainit, austenit dibiarkan
bertransformasi secara isothermal menjadi ferit dan karbida diatas temperatur
MS ( temperatur permulaan reaksi martensit). Untuk ini diperlukan celup pada
air garam untuk mencegah terbentuknya perlit pada temperatur yang lebih tinggi.
Sehingga akan membentuk sifat bainit yang kuat dan tangguh. Kekerasan bainit
kurang lebih berkisar antara 300 – 400 HVN.
Gambar
3.1 Diagram Fasa Fe –
Fe3C
Gambar
3.1 adalah diagram fase besi – karbida besi ( Fe - Fe3C ) memperlihatkan
perubahan fase pada pemanasan dan pendinginan yang cukup lambat. Gambar 3.1
menunjukkan bila kadar karbon baja melampaui 0,20% suhu dimana ferite mulai terbentuk
dan mengendap dari austenit turun. Baja yang berkadar karbon 0.80% disebut baja
eutectoid dan struktur terdiri dari 1005 pearlite. Titik eutectoid adalah suhu
terendah dalam logam dimana logam dimana terjadi perubahan dalam keaadan
larutan padat dan merupakan suhu kesetimbangan terendah dimana austenit terurai
menjadi ferrite dan sementit. Bila kadar karbon baja lebih besar dari pada
eutectoid, perlu diamati garis pada diagram besi karbida besi yang bertanda Acm.
Garis ini menyatakan bahwa dimana karbida besi mulai memisah dari austenit.
Karbida besi dengan rumus Fe3C disebut sementit. Di bawah ini di uraikan
beberapa titik penting dalam perlakuan panas :
1.
E
: Titik yang menyatakan fase γ, ada hubungan nya dengan reaksi autentik
kelarutan maksimum dari karbon 2,14% paduan besi karbon sampai pada komposisi
ini disebut baja.
2.
G
: Titik Transformasi besi γ⇔
besi α. Titik transformasi A3 untuk besi.
3.
P
: Titik yang menyatakan ferrite , fasa α, ada hubungan reaksi dengan
uatotektoid.
4.
S
: Titik autotektoid. Reaksi autotectoid ini dinamakan transformasi A1, dan fase
eutectoid ini dinamakan pearlite.
5.
GS
: Garis yang menyatakan hubungan antara temperature dan komposisi dimana mulai
terbentuk ferrite dan austenit. Garis ini disebut garis A3.
6.
A2
: Garis transformasi magnetic untuk besi atau ferrite.
7.
A0
: Garis transformasi magnetic untuk sementit.
Baja
yang berkadar karbon kurang dari kurang dari komposisi eutectoid (0,8%) di
sebut baja hipoeutectoid, dan yang berkadar karbon lebih dan komposisi
eutectoid disebut baja hypereutectoid, pada temperature antara 7230C dan 1130
0C terdapat satu fase yaitu fase austenit dan sementit. Pada temperature 7230C
butiran fase tunggal bertransformasi dibawah keseimbangan bentuk α dan Fe3C
dalam satu butiran yang bercampur baik, dan lapisan serat – serat bajanya
disebut pearlite. ( van vlack,2000)
5.
Diagram Fasa Pemanasan Karbon
Gambar
3.2 diagram fasa pemanasan
karbon
Diagram fasa pemanasan karbon
* - % carbon (by mass)
** – temperature (ºC)
A – pearlite (eutectiod)
B – ledeburite (eutectic)
a – α + pearlite
b – Fe3C + ledeburite + pearlite
c – Fe3C + ledeburite
d – cementite Fe3C + graphite
e – ferrite α
f – α + γ
g – austenite γ
h – γ + Fe3C + ledeburite
i – Fe3C + ledeburite
j – γ + liquid
k – liquid
l – liquid + Fe3C
m – δ + γ
n – δ
o – γ + liquid
** – temperature (ºC)
A – pearlite (eutectiod)
B – ledeburite (eutectic)
a – α + pearlite
b – Fe3C + ledeburite + pearlite
c – Fe3C + ledeburite
d – cementite Fe3C + graphite
e – ferrite α
f – α + γ
g – austenite γ
h – γ + Fe3C + ledeburite
i – Fe3C + ledeburite
j – γ + liquid
k – liquid
l – liquid + Fe3C
m – δ + γ
n – δ
o – γ + liquid
Penjelasan nama-nama garis
pada gambar 3.2 adalah :
a)
Garis
Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan (pembekuan).
b)
Garis
Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan (pendinginan).
c)
Garis
Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat
atau solid solution dengan solid solution.
d)
Garis
Acm = garis kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite)
e)
Garis
A3 = garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma)
pada pemanasan.
f)
Garis
A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi
Ferrit pada pendinginan.
g)
Garis
A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Cementid.
h)
Garis
A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada
Ferrite. Struktur Mikro Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai
batas maksimum kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius,
struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar
mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
i)
Austenite
ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C
pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center
Cubic).
j)
Cementid
ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan
tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
k)
Lediburite
ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada
temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C.
l)
Pearlite
ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk pada
temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C.
B.
SOLIDIFIKASI
1. Pengertian
Solidifikasi
Solidifikasi adalah proses pembekuan
material,dimana terjadi serangkaian perubahan bentuk dan fasa. Solidifikasi
bertujuan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu dari bahan material tersebut
a) Diagram
Continuous Cooling Transformation (CCT)
Untuk
menggambarkan laju pendinginan yang tidak dalam kondisi keseimbangan biasanya
dideskripsikan dalam diagram yang dikenal dengan diagram Continuous Cooling Transformation
(CCT).
Dalam prakteknya proses pendinginan
pada pembuatan material baja dilakukan secara menerus mulai dari suhu
yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.
Pengaruh kecepatan pendinginan
manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram Continuos
Cooling Transformation Diagram.
Gambar
3.3. Continuous
Cooling Transformation (CCT)
Penjelasan diagram:
·
Pada proses
pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan menghasilkan struktur
mikro perlit dan ferlit.
·
Pada proses
pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur mikro perlit
dan bainit.
·
Pada proses
pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan struktur mikro martensit.
gambar 3.3 menunjukkan bahwa bila
terjadi peningkatan laju pendinginan. Hal ini akan menyebabkan perubahan
struktur pada temperature kamar dari campuran ferit-perlit ke campuran ferit-perlit-bainit
dan martensit, ferit-bainit-martensit, kemudian bainit dan martensit dan
akhirnya pada kecepatan pendinginan yang sangat tinggi struktur akhir yang
terbentuk adalah martensit
b) Diagram
Time Temperatur Transformation (TTT)
Diagram Time Temperatur Transformation
(TTT) mirip dengan diagram Continuous Cooling Transformation (CCT), tetapi
proses pendinginannya berbeda. Proses pembuatan diagram ini dengan memanaskan
baja karbon sehingga mencapai temperatur austenit kemudian mendinginkan dengan
laju pendinginan kontinyu pada daerah fasa austenit kemudian menahannya untuk
waktu tertentu dan mendinginkan lagi dengan laju pendinginan kontinyu, seperti
terlihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Diagram Time Temperatur
Transformation (TTT)
c) Perkembangan
struktur mikro
Pada
gambar 3.5 diperlihatkan diagram fase Cu – Ni, jika pendinginan terjadi sangat
lambat dari fase L ke fase a untuk bahan 35 wt% Ni – 65 wt% Cu dari temperatur
1300 0C maka terjadi :
TITIK a = fase L : 35 Wt% Ni.
Fase a :
-
b = Fase
L : 35 Wt% Ni.
Fase a :
49 Wt% Ni.
c = Fase
L : 30 Wt% Ni.
Fase a :
43 Wt% Ni.
d = Fase
L : 23 Wt% Ni.
Fase a :
35 Wt% Ni.
e = Fase L :
35 Wt% Ni.
Jika pendinginan terjadi
lebih cepat maka terjadi segregasi yaitu distribusi yang tidak merata yang
terjadi di dalam butir. Pada pusat butir yang pertama mambeku akan kaya oleh
bahan yang mempunyai titik leleh tinggi, bahan yang mempunyai titik leleh
rendah akan naik manjauhi pusat butir. Jadi terjadi gradien konsentrasi pada
butir (gb.3.6). Fenomena ini disebut “ cored structure”.
Kelemahan “cored structure” :
Ø
jika
dipadatkan, akan cepat meleleh.
Ø
mengurangi
kekuatan mekanik pada temperatur tinggi.
Komposisi bahan akan mempengaruhi
kekuatan tarik dan keuletan bahan
tersebut.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Pengertian
Diagram fasa
Adalah
diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan
fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar karbon.
Diagram ini merupakan dasar pemahaman untuk semua operasioperasi perlakuan
panas.
B. Fungsi
diagram fasa
Adalah
memudahkan memilih temperatur pemanasan yang sesuai untuk setiap proses
perlakuan panas baik proses anil, normalizing maupun proses pengerasan. Baja
adalah paduan besi dengan karbon maksimal sampai sekitar 1,7%.paduan besi
diatas 1,7% disebut cast iron. Perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh
struktur mikro dan sifat yang di inginkan. Struktur mikro dan sifat yang
diinginkan dapat diperoleh melalui proses pemanasan dan proses pendinginan pada
temperatur tertentu
C.
Fasa-fasa yang terjadi pada Fe – Fe3C
1
Austenit (γ)
Fasa
ini disebut gamma (γ) dan merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel
satuan berupa kubik pemusatan sisi. Ruang antar atomnya lebih besar
dibandingkan ferit dan fasa ini stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara
912°C, pada besi murni. Kadar karbon maksimum gamma sebesar 2,14% pada
temperatur 1147°C.
2 Ferit
(α)
Fasa
ini disebut alpha (α) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel
satuan berupa kubik pemusatan ruang. Ruang antar atomnya kecil dan rapat
sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya
hanya 0,008% sehingga dapat dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar
0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat.
3 Sementit
(Fe3C)
Fasa
ini disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus (Fe3C). sel
satuan sementit berbentuk orthorombik. Kadar karbon dalam sementit 6,7% dan
senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan
kekuatan dan kekerasan. Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara
800 HVN.
4
Perlit
Perlit
adalah campuran sementit dan ferit yang tersebar meratapada seluruh penampang.
Struktur ini barasal dari perubahan austensit pada pendinginan normal udara
setelah melewati temperature kritis (700°C sampai 900°C). Kekerasan dari perlit
kurang lebih 180-250 HVN.
5
Martensit
Martensit
merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan dalam lamellar.
Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan laju
pendinginan cepat. Terjadi hanya presipitasi Fe3C unsur paduan lainnya tetapi
larut transformasi isothermal pada 260°C untuk membentuk dispersi karbida yang
halus dalam matriks ferit.
6 Bainit
Bainit
merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat
dimana semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat dan atom karbon tidak
sempat berdifusi keluar. Pada proses pembentukan bainit, austenit dibiarkan
bertransformasi secara isothermal menjadi ferit dan karbida diatas temperatur
MS ( temperatur permulaan reaksi martensit.
D. SARAN
Kami
sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mambutuhkan
kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-teman yang
ingin menambah wawasan mengenai diagram fasa dan solidifitas,teman-teman bisa
mencari referensi lain.
No comments:
Post a Comment