Defenisi
Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidaknyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. ).Ketika suatu jaringan mengalami cedera, ataukerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan –bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeriseperti serotonin, histamin, ion kalium,bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yangakan mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk).Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanikseperti pembengkakan jaringan yang menekanpada reseptor nyeri. (Taylor C. dkk)
Mekanisme nyeri
1.Ionotropik dimana mediatorbekerja langsung pada, pintu ionke dalam sel. Ciri jenis transmisi ituadalah, (i) proses berlangsung cepatdan (ii) masa proses singkat.
2.Metabotropik dimana mediatorbekerja lewat perubahan,biokimia pada membran post-sinaps.Ciri transmisi, cara ini adalah (i)lambat dan (ii) berlangsung lama.
Fisiologi Nyeri
Terdiri atas 4 proses utama :
•Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius - aktivitaselektrik reseptor terkait.
• Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitusaraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medullaspinalis, kemudian jaringan saraf yang meneruskan impuls yangmenuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis ke batang otakdan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antarathalamus dan cortex.
•Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri.Suatu jaras tertentu telah diteruskan di sistem saran pusat yangsecara selektif menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkan oleh stress atau obat analgetika seperti morfin(Dewanto).
•Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hinggamenimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas. Sangat disayangkan karena nyeri secaramendasar merupakan pengalaman subyektif sehingga tidakterhindarkan keterbatasan untuk memahaminya (Dewanto).
Respon manusia thd nyeri
Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akanmenyebabkan respon tubuh meliputi aspek pisiologisdan psikologis, merangsang respon otonomRespon Simpatis :
•Peningkatan tekanan darah,
•Peningkatan denyut nadi,
•Peningkatan pernapasan,
•Meningkatkan tegangan otot,
•Dilatasi pupil,
•Wajah pucat,
•Diaphoresis,Respon parasimpatis seperti nyeri dalam, berat ,berakibat tekanan darah turun nadi turun, mual danmuntah, kelemahan, kelelahan, dan pucat (Black M.J,dkk)
Klasifikasi Nyeri
Menurut Long C.B (1996) mengklasifikasinyeri berdasarkan jenisnya, meliputi :
2.Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidakmelebihi enam bulan, serangan mendadakdari sebab yang sudah diketahui dan daerahnyeri biasanya sudah diketahui, nyeri akutditandai dengan ketegangan otot, cemasyang keduanya akan meningkatkanpersepsi nyeri.
3.Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enambulan atau lebih, sumber nyeri tidakdiketahui dan tidak bisa ditentukanlokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul padaperiode tertentu nyeri menetap.
Corwin J.E (1997) mengklasifikasikan nyeri berdasarkansumbernya meliputi :
2.Nyeri kulit, adalah nyeri yang dirasakan dikulit atau jaringan subkutis, misalnya nyeri ketika tertusuk jarum atau lutut lecet, lokalisasi nyeri jelas disuatudermatum.
3.Nyeri somatik adalah nyeri dalam yang berasal daritulang dan sendi, tendon, otot rangka, pembuluhdarah dan tekanan syaraf dalam, sifat nyeri lambat.
4.Nyeri Viseral, adalah nyeri dirongga abdomen atautorak terlokalisasi jelas disuatu titik tapi bisa dirujukkebagian-bagian tubuh lain dan biasanya parah.
5.Nyeri Psikogenik, adalah nyeri yang timbul daripikiran pasien tanpa diketahui adanya temuan padafisik (Long, 1989 ; 229).6.Nyeri Phantom limb pain, adalah nyeri yangdirasakan oleh individu pada salah satu ekstremitasyang telah diamputasi (Long, 1996 ; 229).
Faktor yang MempengaruhiRespon Nyeri
•Pengalaman masa lalu
•Kecemasan
•Umur
•Jenis kelamin
•Sosial budaya
•Nilai agama
•Lingkungan dan dukungan orangterdekat
Prinsip Pengelolaan Nyeri
1.Mencegah atau meminimalkanterjadinya sensitisasi perifer dansensitisasi sentral
2.Sensitisasi perifer dapat ditekandengan: anastesi local dan NSAIDs(COX1 atau COX2)
3.Sensitisasi sentral dapat ditekandengan: Opioid (morfin, petidin,fentanil) dan m agonist (tramadol)
4.Kombinasi keduanya (balansanalgesia) : NSAIDs + opioid à
Stimulasi dan Masase Kutaneus. Terori gate : menstimulasi serabut-serabut yamg menstransmisikansensasi tidak nyeri memblok ataumenurunkan transmisi, impuls nyeri.Masase tidak secara spesifikmenstimulasi reseptor yang samaseperti reseptor nyeri tetapi dapatmempunyai dampak melalui sistemcontrol desenden. Masase dapatmembuat pasien lebih nyamankarena masase membuat relaksasiotot. Terapi Es dan Panas. Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadistrategi pereda nyeri yang efektif padabeberapa keadaan.Diduga bahwa terapi es dan panas bekerjadengan menstimulasi reseptor tidak nyeri(non-noniseptor) dalam reseptor yang samaseperti pada cedera. Terapi es dapat memnurunkanprostaglandin, yang memperkuat sensivitasreseptor nyeri dan subkutan lainAgar efektif, es harus diletakkan pada tempatcedera segera setelah cedera terjadi. Cohndkk. (1989) menunjukkan bahwa saat esdiletakkan disekitar lutut segera setelahpembedahan dan selama 4 hari pascaoperasi, kebutuhan anlgesik menurunsekitar 50%.Penggunaan panas memperlancarsirkulasi ke daerah nyeri, kurangefektif dibanding penggunaan es(Nam & Park, 1991)Baik terapi panas kering dan lembabkemungkinan memberi analgesiatetapi penelitian tambahandiperlukan untuk memehamimekanisme kerjanya dan indikasipenggunaannya yang sesuai.Penggunaan panas dan dingin harusdipantauStimulasi Saraf Transkutan (TENS)Alat dengan elektroda yang dipasangpada kulit untuk menghasilkansensasi kesemutan , menggetar ataumendengung pada area nyeri. TENStelah digunakan baik pada nyeri akutdan kronik. TENS diduga dapatmenurunkan nyeri denganmenstimulasi reseptor tidak nyeri(non-nosiseptor) dalam area yangsama seperti pada serabut yangmenstrasmisikan-gate kontrol
Tehnik lain..
•Distraksi, memfokuskan perhatianpasien pada sesuatu selai padanyeri, dapat menjadi stategi yangsangat berhasil dan mungkinmerupakan mekanisme yangbertnggung jawab pada teknikkognitif efektif lainnya (Arntz dkk.,1991; Devine dkk.)
Lain…
Teknik Relaksasi.Relaksasi otot skeletal dipercayadapat menurunkan nyeri denganmerilekskan ketegangan otot yangmenunjang nyeri. Ada banyak buktiyang menunjukkan bahwa relaksasiefektif dalam meredakan nyeripunggung (Tunner dan Jensen, 1993;Altmaier dkk. 1992).
Imajinasi Terbimbing, menggunakanimajinasi seseorang dalam suatucara yang dirancang secara khususuntuk mencapai efek positf tertentu.Sebagai contoh, imajinasi terbimbinguntuk relaksasi dan meredakan nyeridapat terdiri atas menggabungkansuatu napas berirama lambat dengansuatu bayangan mental relaksasi dankenyamanan
Hipnosis efktif dalam meredakan nyeriatau menurunkan jumlah analgesikyang dibutuhkan pada nyeri akut dankronis. Teknik ini mungkinmembantu dalam memberikanperedaan pada nyeri terutama dalamsituasi sulit ( mis., luka bakar ).Mekanisme bagaimana kerjanyahipnosis tidak jelas tetapi tidaktampak diperantari oleh sistemendorfin. (Moret dkk.,1991).Keefektifan hipnosis tergantung
Pengkajian
Riwayat nyeri
Beri kesempatan kpd klien mengungkapkan carapandang thd nyeri kopingAspek yang dikaji :3.Lokasi
4.Intensitas nyeri
5.Kualitas nyeri
6.Pola7.Faktor presipitasi
8.Gejala yang menyertai
9.Pengaruh pada aktifitas sehari-hari
10.Sumber koping
11.Respon efektif
No comments:
Post a Comment