Saturday, 19 January 2013

MAKALAH SGD 2 KASUS : NEFROTIC SYNDROME

BAB I
TINJAUAN TEORI
⦁    Pengertian
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 1997).
Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik : proteinuria,  hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).
Jadi Sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.
⦁    Etiologi
 Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen – antibodi. Umumnya etiologi dibagi menjadi :
⦁    Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
⦁    Sindrom nefrotik sekunder disebabkan oleh :
⦁    Malaria kuartana atau parasit lainnya.
⦁    Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.
⦁    Glumerulonefritis akut atau kronik,
⦁    Trombosis vena renalis.
⦁    Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, air raksa.
⦁    Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik.


⦁    Sindrom nefrotik idiopatik,
Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churk dkk membaginya menjadi :
⦁    Kelainan minimal
Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu. Dengan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada dinding kapiler glomerulus.
⦁    Nefropati membranosa
Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel. Prognosis kurang baik.
⦁    Glomerulonefritis proliferatif
⦁    Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus. Pembengkanan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat.
⦁    Dengan penebalan batang lobular.
Terdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobular.
⦁    Dengan bulan sabit ( crescent)
Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel sampai kapsular dan viseral. Prognosis buruk.
⦁    Glomerulonefritis membranoproliferatif
Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membran basalis di mesangium. Titer globulin beta-IC atau beta-IA rendah. Prognosis buruk.
⦁    Glomerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus. Prognosis buruk.
⦁    Patofisiologi
Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi garam dan air. Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein  dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi seng. Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia.
⦁    Manifestasi Klinik
Gejala utama yang ditemukan adalah :
⦁    Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.
⦁    Hipoalbuminemia < 30 g/l.
⦁    Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan  edema muka, ascxites dan efusi pleura.
⦁    Anorexia
⦁    Fatique
⦁    Nyeri abdomen
⦁    Berat badan meningkat
⦁    Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia.
⦁    Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri.
⦁    Komplikasi
⦁    Infeksi (akibat defisiensi respon imun)
⦁    Tromboembolisme (terutama vena renal)
⦁    Emboli pulmo
⦁    Peningkatan terjadinya aterosklerosis
⦁    Hypovolemia
⦁    Hilangnya protein dalam urin
⦁    Dehidrasi
⦁    Faktor Resiko
⦁    Insidens lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.
⦁    Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas ⦁    kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap pengobatan.
⦁    Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun
d.Sindrom nefrotik perubahan minimal (SNPM) menacakup 60 – 90 % dari semua kasus sindrom nefrotik pada anak.
⦁    Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan majunya terapi dan pemberian steroid.
⦁    Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon untuk nefrektomi bilateral dan transplantasi ginjal.
⦁    Pemeriksaan Diagnostik
⦁    Adanya tanda klinis pada anak
⦁    Riwayat infeksi saluran nafas atas
⦁    Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin
⦁    Menurunnya serum protein
⦁    Biopsi ginjal
⦁    Penatalaksanaan Terapeutik
⦁    Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat
⦁    Pembatasan sodium jika anak hipertensi
⦁    Antibiotik untuk mencegah infeksi
⦁    Terapi diuretik sesuai program
⦁    Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang
⦁    Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai program








BAB II
TINJAUAN KASUS

Kasus :
An. F (6 tahun) dirawat di bangsal anak rumah sakit X dengan diagnosa medis nephrotic syndrome. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data : wajah dan palpebra edema dan palpebra edema, tungkai edema, dan terjadi ascites, wajah pucat. An. F terpasang kateter, rata – rata produksi urine adalah 150 cc – 300 cc/hari. Hasil pemeriksaan uriene di simpulkan terjadi proteinuria dan hematuria. Hasil pengukuran tanda – tanda vital : TD 150/100 mmHg, denyut nadi 100x/menit, RR 28x/menit, Suhu 370C.
⦁    Definisikan istilah berikut : edema, ascites, proteinuria, hematuria dan oliguri.
⦁    Definisi edema
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan intestitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan).
⦁    Ascites   
Penumpukan cairan pada rongga perut
⦁    Proteinuria
Terdapatnya protein dalam air kencing
⦁    Hematuria
Adanya darah dalam urine
⦁    Oliguri   
Keluaran urine kurang dari 1ml/kg/jam pada bayi, kurang dari 0,5 ml/kg/jam pada anak, dan kurang dari 400ml/hari pada dewasa










⦁    Jelaskan proses terjadinya proteinuria, edema, hematuria, oliguri dan peningkatan tekanan darah pada An. F. Jelaskan  dengan membuat 1 (satu) skema yang saling berkaitan.
Nephrotic syndrome


Kerusakan glomurulus             aliran plasma ke ginjal               aktivitas rennin   
                                                                                          angiotensin   
↑ Permeabilitas glomerulus      aktivitas reninn angiotensin
Proteinuria
                                                                                                        ↑ sekresi aldosteron
                     ↑ sekresi ADH                 
                                                                                                                    Retensi Na                                   
Hipertensi
                                                            Retensi urine
Oliguria
Albumin melewati membran                                                             
 bersama urin  

Hipoalbuminemia               

Tekanan koloid  ↓
Tekanan hidrostatik ↑

Perpindahan air dan
elektrolit ke ekstra seluler

Retensi cairan seluruh tubuh
Edema









⦁    Jelaskan data pengkajian dan pemeriksaan fisik yang harus di lengkapi pada An. F
⦁    Pengkajian
⦁    Identitas
Nama        : An. F           
Umur        : 6 tahun
Jenis kelamin    : laki-laki
Agama        : islam
Alamat         : Semarang
⦁    Penanggung jawab
Nama        : Nila
Umur        : 30 Tahun
Hubungan dengan pasien  : Ibu
Pekerjaan    : Ibu Rumah Tangga
Alamat         : Semarang
⦁    Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Mengeluh wajah dan palbepra bengkak, tungkai edema, kencing jarang dan sedikit.
⦁    Riwayat penyakit sekarang.
Mengeluh wajah dan palbepra bengkak, tungkai edema, kencing jarang dan sedikit.
⦁    Riwayat penyakit dahulu.
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan yang sama.
⦁    Riwayat penyakit keluarga.
Apakah ada keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama.
⦁    Pemeriksaan fisik
⦁    Pengukuran antropometri : BB menurun, lila menurun
⦁    Kepala :
Wajah : pucat
Mata : konjungtiva anemis, mata merah berair, pengelihatan kabur
Rambut : rambut tipis, mudah rontok
Hidung : pernafasan cuping hidung
Mulut    : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia
⦁    Dada dan thorak : penggunaan bantu atot pernafasan (-), krekles (-)
⦁    Abdomen : Terjadi ascites
⦁    Kulit : ekimosis, kulit kering, hiperpigmentasi, memar, pruritis.
⦁    Ektremitas : edema.
⦁    Rumuskan diagnosa Keperawatan yang muncul pada An. F
⦁    Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.
⦁    Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya sirkulasi.
⦁    Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas, cairan yang berlebihan, bedrest.
⦁    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
⦁    Perencanaan Keperawatan
⦁    Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan intravaskuler ke interstisial sekunder terhadap penurunan tekanan osmotic plasma.
Tujuan : Volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil penurunan edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output urine adekuat 600 – 700 ml/hari, tekanan darah dan nadi dalam batas normal.   
Kriteria Hasil :
⦁    Edema hilang atau berkurang.
⦁    Berat badan kembali normal.
⦁    Tekanan darah dan nadi dalam batas normal.
⦁    Berat jenis urin dan protein normal.
Intervensi :
⦁    Monitoring intake dan output cairan.
⦁    Observasi perubahan edema.
⦁    Batasi intake garam.
⦁    Ukur lingkar perut, perrtambahan berat badan setiap hari.
⦁    Monitor tanda-tanda vital.
⦁    Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai program.
⦁    Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium.
⦁    Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya sirkulasi.
Tujuan : integritas kulit terjaga.
KH : Tidak ada tanda kemerahan, lecet dan tidak terjadi tenderness bila disentuh.
Intervensi :
⦁    Mengatur atau merubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
⦁    Pertahankan kebersihan tubuh anak setiap hari dan pengalas tempat tidur.
⦁    Gunakan lotion bila kulit kering.
⦁    Kaji area kulit : kemerahan, tenderness dan lecet.
⦁    Support daerah yang edema dengan bantal.
⦁    Lakukan aktifitas fisik sesuai dengan kondisi anak.
⦁    Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas, cairan yang berlebihan, bedrest.
Tujuan : Pasien terbebas dari infeksi atau tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
⦁    Tidak ada tanda-tanda infeksi.
⦁    Leukosit dalam batas 4.10-38.00 ribu / mmkk.
⦁    Suhu tubuh normal (36-37 ° C )
Intervensi
⦁    Jauhkan pasien kontak dengan orang yang terinfeksi.
⦁    Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah tindakan dengan baik dan benar.
⦁    Tempatkan pasien dalam ruangan non infeksi.
⦁    Lakukan tindakan atau prosedur dengan teknik aseptic.
⦁    Jaga pasien dalam kondisi hangat dan dan kering.
⦁    Monitor tanda tanda vital, tanda vital untuk mengetahui infeksi secara dalam.
⦁    Berikan perawatan yang rutin pada alat invasive yang di pasang dalam tubuh misal infus.
⦁    Kolaborasi pemberian antibiotic.
⦁    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan baik, tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan dihabiskan, edema dan ascites tidak ada.
Intervensi :
⦁    Monitor pola makan pasien.
⦁    Berikan pola makan porsi kecil frekuensi sering.
⦁    Anjurkan pasien untuk makan-makanan dalam keadaan hangat.
⦁    Catat jumlah atau porsi yang dihabiskan.
⦁    Sediakan makanan dalam suasana yang menyenangkan, santai, bersih selama makan.
⦁    Batasi intake sodium selama edema dan therapy steroid.
⦁    Timbang berat badan.






























DAFTAR PUSTAKA

Suryadi dan Yuliani, Rita. 2001. Praktek klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Jilid 1. Media Aesculapius.
Doengoes et. al, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, alih bahasa Made Kariasa, EGC, Jakarta


tugas metrologi industri

                                                                                                                         NAMA    :  RUSMAN
                                                                                                                         NIM        : 11.301.0260
                                                                                                                     PRODI    : TEKNIK MESIN




⦁    Definisi Metrologi
Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Metrologi mencakup tiga hal utama:
⦁    Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional (misalnya meter)
⦁    Perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah (misalnya perwujudan nilai meter menggunakan sinar laser)
⦁    Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan itu (misalnya hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di bengkel dan standar panjang di laboratorium standar)
Metrologi dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan akurasi yang berbeda-beda:
⦁    Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya.
⦁    Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat-alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam proses persiapan, produksi, maupun pengujiannya.
⦁    Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan, dan keselamatan.
Bidang-bidang Metrologi
Metrologi Ilmiah dibagi oleh BIPM (Bereau International des Poids et Measures), Biro Internasional Timbangan dan Takaran menjadi 9 bidang teknis:
⦁    massa dan besaran terkait
⦁    kelistrikan
⦁    panjang
⦁    waktu dan frekuensi
⦁    suhu
⦁    radiasi pengion dan radioaktivitas
⦁    fotometri dan ⦁    radiometri
⦁    akustik
⦁    jumlah zat

⦁   
Metrologi di Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebagai pengelola teknis ilmiah SNSU di Indonesia
Legalitas metrologi di Indonesia berpijak pada Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (UUML) yang mengatur hal-hal mengenai pembuatan, pengedaran, penjualan, pemakaian, dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.
Sesuai dengan amanat UUML tersebut, maka ditetapkanlah Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) yang menjabarkan perihal penetapan, pengurusan, pemeliharaan dan pemakaian SNSU sebagai acuan tertinggi pengukuran yang berlaku di Indonesia. Selain itu, ditetapkan pula Keppres No. 79 tahun 2001 tentang Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU) sebagai penjabaran UUML yang mengharuskan adanya lembaga yang membina standar nasional. Keppres ini memandatkan bahwa pengelolaan teknis ilmiah SNSU diserahkan kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Secara tidak langsung, Keppres ini berisi penunjukkan Lembaga Metrologi Nasional atau National Metrology Institute (NMI) kepada salah satu unit kerja di LIPI. Dalam hal ini, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi (Puslit KIM–LIPI) adalah unit organisasi di bawah LIPI yang bidang kegiatannya paling berkaitan dengan pengelolaan standar nasional. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Puslit KIM–LIPI merupakan instansi pemerintah yang menjalankan fungsi sebagai Lembaga Metrologi Nasional atau NMI di Indonesia.
Semua SNSU yang diperlihara dan disediakan oleh Puslit KIM–LIPI merupakan standar tertinggi di Indonesia untuk pengukuran fisika seperti panjang, waktu, massa dan besaran terkait, kelistrikan, suhu, radiometri dan fotometri, serta akustik dan getaran. Puslit KIM–LIPI tidak memiliki standar acuan atau Certified Reference Material (CRM) untuk pengukuran kimia dan tidak memelihara SNSU untuk pengukuran dalam bidang radiasi nuklir karena kedua bidang pengukuran ini tidak termasuk dalam lingkup kompetensinya.
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM–LIPI) merupakan NMI untuk pengukuran fisika di Indonesia. Tugas dari NMI adalah mendiseminasikan kemamputelusuran pengukuran yang diakui secara internasional kepada laboratorium kalibrasi terakreditasi, produsen CRM terakreditasi, laboratorium rujukan terakreditasi, penyelenggara uji profisiensi teregistrasi dan laboratorium penguji terakreditasi. Dalam hal ini, Puslit KIM-LIPI selaku NMI mendiseminasikan ketertelusuran pengukuran fisika kepada laboratorium penguji melalui jaringan laboratorium kalibrasi terakreditasi. Dengan demikian sistem ketertelusuran nasional di bidang pengukuran fisika sudah terbangun.
Lain halnya untuk pengujian kimia, sistem ketertelusuran nasional di bidang pengujian kimia belum terbangun, padahal lebih dari 70% pengujian yang dilakukan di Indonesia adalah pengujian kimia. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan yang serius dalam infrastruktur pengujian kimia. Terdapat beberapa pengecualian misalnya PPOMN dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah sejak tahun 1990 berperan sebagai laboratorium rujukan tingkat nasional dan produsen CRM di bidang pengujian obat dan makanan. Selain itu, Balai Besar Pengolahan dan Pengembangan Hasil Perikanan (BBP2HP)–Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL)-Kementrian Lingkungan Hidup juga berperan sebagai laboratorium rujukan masing-masing untuk produk perikanan dan lingkungan. Pusat Penelitian Kimia–LIPI baru memperoleh mandat sebagai Pengelola Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk Satuan Ukuran di bidang Metrologi Kimia pada tahun 2007, berdasarkan keputusan Kepala LIPI nomor 237/M/2007.
Pentingnya Metrologi
Salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu negara adalah pertumbuhan ekonominya. Perdagangan internasional amat diperlukan dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Namun terdapat penghambat yang besar untuk peningkatan perdagangan antar negara, salah satunya adalah Technical Barrier to Trade (TBT) atau hambatan teknis perdagangan. Disamping itu persaingan antar negara yang semakin meningkat dalam era perdagangan bebas sekarang ini menuntut kualitas yang tinggi bagi produk-produk yang dipasarkan, artinya kualitas yang dapat diterima oleh pasar yaitu kualitas produk yang memenuhi regulasi dan standar internasional. Kualitas suatu produk dinyatakan dalam sertifikat pengujian produk tersebut. Disini diperlukan data yang valid yang berarti hasil uji di negara pengekspor komparabel (tidak berbeda) dengan di negara pengimpor. Tanpa pengujian yang valid tidak ada jaminan bahwa kualitas produk memenuhi regulasi/standar internasional dan hal ini dapat menghambat ekspor.
Lemahnya infrastruktur metrologi yang diakui internasional merupakan akar penyebab hambatan teknis seperti diuraikan diatas, yang juga berarti menghambat perkembangan ekonomi negara. Dalam hal ini negara-negara berkembang merupakan kelompok yang paling dirugikan oleh adanya TBT, termasuk diantaranya Indonesia. Dilain pihak, membanjirnya produk manufacturing impor saat ini sudah mengancam kelangsungan hidup sebagian industri dalam negeri. Hal ini terjadi karena SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk produk terkait belum tersedia, yang artinya infrastruktur laboratorium pengujian untuk produk tersebut juga belum ada. SNI diperlukan untuk menangkal/membatasi masuknya produk-produk non standar berkualitas rendah yang merugikan konsumen, merusak pasaran dan mematikan industri lokal.
Lembaga Metrologi Nasional, NMI yang kompeten sangat dibutuhkan sebagai landasan terbentuknya infrastruktur metrologi nasional yang kuat dan kokoh. Dengan adanya infrastruktur metrologi yang kuat dan kokoh, maka masalah-masalah nasional yang bermuara dari tidak akuratnya data hasil pengujian dapat diatasi. Selain itu, segala hambatan perdagangan (TBT) dapat ditanggulangi sehingga akan meningkatkan perekonomian nasional.
 Dampak Metrologi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi








GDP real growth rates, 1990–1998 and 1990–2006, in selected countries.
Proyek MetroTrade telah membuktikan beberapa kasus dimana penerapan metrologi yang tepat dapat memecahkan permasalahan perdagangan yang ada dan mencegah timbulnya masalah perdagangan karena hambatan teknis perdagangan. Satu contoh yang menarik adalah perbedaan regulasi dan persyaratan antara ASTM (American Society for Testing and Materials) dan ISO (International Standard Organization) tidak memberikan pengaruh pada perdagangan antara dua negara yang mengaplikasikan metoda tersebut karena hasil pengukuran dari kedua negara tersebut menunjukkan hasil yang sama, sebab masing-masing negara telah menerapkan metrologi dengan benar.
NMI Jerman atau yang dikenal dengan nama PTB (Physikalish-Technische Bundesanstal) telah melakukan penelitian untuk melihat dampak langsung hasil pengukuran laboratorium terhadap ekonomi Jerman. Didapatkan bahwa pada impor gas alam di tahun 1998, kesalahan sebesar 10% dari hasil pengukuran laboratorium (dengan menggunakan alat kromatografi gas) akan memberikan kesalahan jumlah gas alam sebesar 1% dan hal tersebut setara dengan kesalahan 0,1% dari energi yang dihasilkan. Bila harga gas alam adalah 20 miliar DM pertahunnya, maka kesalahan 0,1% ini akan dapat memberikan perbedaan harga sebesar 20 juta DM. Dari penelitian ini juga didapatkan data bahwa pada tahun 1994 duplikasi pengujian yang harus dilakukan karena adanya masalah TBT telah merugikan negara sebesar 3 milyar DM, yang berarti sama dengan 0,1% dari jumlah GNP (Gross National Product) Jerman.
NMI Korea Selatan yang dikenal dengan nama KRISS (Korean Research Institute of Standards and Sciences) melaporkan bahwa penerapan metrologi dengan benar di Korea Selatan pada tahun 2003 telah memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sebesar 8,1 miliar USD dengan persen BCR (Benefit to Cost Ratio) sebesar 12,76%.
Beberapa studi yang dilakukan terpisah di beberapa NMI seperti Amerika Serikat (NIST), Inggris (NPL), dan Canada (NRC), semuanya menunjukkan bahwa modal yang dihabiskan pemerintah dari negara-negara tersebut untuk membangun NMI ternyata telah memberikan hasil yang jauh lebih tinggi, atau dapat dikatakan bahwa keuntungan secara ekonomi adalah jauh melebihi modal. Bahkan untuk Uni Eropa, studi terpisah menunjukkan BCR sebesar 3:1 hanya untuk kegiatan pengukuran saja, di mana setiap 1 Eu yang diinvestasikan akan menghasilkan 3 Eu. Keuntungan di bidang sosial seperti kesehatan dan lingkungan masih belum diperhitungkan.
   
Dari beberapa contoh yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengukuran atau metrologi dengan benar akan memberikan dampak yang nyata pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Referensi
⦁    (Inggris) de Silva, GMS (2002). Basic Metrology for ISO 9000 Certification, Butterworth Heinemann ⦁    ISBN 0-7506-5165-2
⦁    (Indonesia) Drijarkara, A. P, Ghufron Z., (2005), Metrologi: Sebuah Pengantar, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi (Puslit KIM–LIPI)
⦁    (Inggris) Howarth, P., Fiona R. (2008), Metrology in Short 3rd Ed. EURAMET, UK
⦁    (Inggris) Howarth, P., MetroTrade-Metrological Support for International Trade, NPL-EUROMET, http://www.metrotrade.dk/
⦁    (Inggris) Kaarls, R. (2006), Metrology in Chemistry: Rapid Developments in The Global Metrological Infrastructure, the CIPM MRA and its economic and social impact”, Accred Qual Assur 11, PP. 162-171
⦁    (Inggris) Kim, J.S. (2008), National Policy and Infrastructure in Korea, presented at APMP Workshop on Metrology in Chemistry for Industrial Competitiveness and High Quality of Life, Jakarta, 30-31 Oktober 2008
⦁    (Inggris) Morris, Alan S. (2001), Measurement and Instrumentation Principles, Butterworth Heinemann, ⦁    ISBN 0-7506-5081-8
⦁    (Indonesia) Sumardi, Djulia K., (2010), Metrologi Kimia, Warta Kimia Analitik Nomor 18 Tahun XV, Pusat Penelitian Kimia-LIPI
⦁    (Inggris) Quinn, T., J. Kovalevsky, (2005), The Development of Modern Metrology and Its Role Today, Phil Trans R Soc A 363 (2005) 2307-2327

makalah k3 dan hukum

BAB I
PENDAHULUAN


⦁    Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah hak asasi setiap manusia yang bekerja, karena setiap aktivitas industri selalu mengandung bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan. Bahkan United Nations Declaration of Human Rights, yang dirumuskan pada tahun 1948 di Helzinki, menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak asasi untuk bekerja, bebas memilih jenis pekerjaan dan mendapatkan kondisi pekerjaan yang adil dan membuatnya sejahtera. Menurut WHO, sebagai Organisasi Kesehatan Dunia, 45% penduduk dunia dan 58% penduduk yang berusia di atas sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diestimasikan sebesar 35% sampai 50% dari jumlah tenaga kerja di atas telah terbiasa terpajan dengan bahaya fisik, kimia, biologi dan juga bekerja dalam beban fisik dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya serta bebas psikososial yang menimbulkan stress. Hazard (bahaya) yang ditimbulkan dalam proses produksi di sebuah industri dapat bersifat fisik, kimia, biologi, mekanik, elektrik, psikologi, dan ergonomi. Dengan melakukan pengendalian yang benar, makaha zard yang terdapat dalam setiap proses produksi dapat diminimalkan. Aktivitas industri memang rentan terhadaphazard danri sk yang selalu membayangi setiap pekerja. Salah satu industri yang sedang menjamur ini adalah industri otomotif. Permintaan kendaraan di Indonesia yang meningkat, juga meningkatkan permintaan terhadap produk dan pekerja industri otomotif.
Industri baja adalah salah satu bagian dari industri otomotif yang bertugas menjalankan produksi pembuatan baja untuk membuat body kendaraan dan komponen kendaraan lainya,  pengecekan kembali dan pendistribusiannya kepada masyarakat. Industri baja yang sangat berkembang akhir-akhir ini di Indonesia, memiliki proses yang banyak dan bervariasi dan pekerja dalam industri ini selalu berhadapan dengan bahaya dari proses perorangan dan langkah-langkah safety yang relevan denganha zard yang ada, sesuai dengan proses alur dalam siklus produksi industri baja (ILO).
Karena memiliki hazard dan risk yang beragam dan tak terhitung jumlahnya, maka perlu dilakukan upaya pengendalian dengan sistem managemen K3 dalam setiap proses produksi industri baja. Diharapkan dengan sistem managemen K3 yang baik, tak hanya menguntungkan pekerja sebagai objekha zard danrisk tetapi juga menguntungkan perusahaan karena dapat meminimalisasi kerugian-kerugian yang timbul akibat kehilangan aset-aset perusahaan, kehilangan pekerja yang terampil dan tercemarnya lingkungan pabrik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.

⦁    Permasalahan
Potensi bahaya yang selalu membayangi pekerja di industri baja harus diminimalisir agar loss tidak terjadi. Mengidentifikasi bahaya melalui flow process setiap produksi merupakan hal yang penting dilakukan agar pelaksanaan K3 dalam perusahaan dapat berjalan lancar. Namun, karena keterbatasan pengetahuan dan informasi, banyak pekerja yang tidak mengetahui bahaya apa saja yang telah mereka dapat sewaktu bekerja. Oleh karena itu, pihak perusahaan sebaiknya bertindak tegas dalam memegang prinsip K3 di setiap alur proses produksi. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap potensi bahaya yang berisiko dalam proses produksi industri perakitan mobil. Selain itu, diharapkan hal ini dapat menjadi perhatian perusahaan untuk meningkatkan upaya pengendalian sehingga menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.



⦁     Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang dapat terjadi pada industri baja. Tak hanya itu, sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja, juga perlu mengidentifikasi dampak kesehatan apa saja yang terjadi bila pengendalian K3 dalam industri baja tidak dilaksanakan.

⦁      Manfaat Penulisan
Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah, serta dapat meningkatkan wawasan dan informasi mengenai seluk beluk industri baja.
Manfaat bagi industri baja, selaku objek penelitian, adalah dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dalam pelaksanaan prinsip K3. Karena dengan menerapkan prinsip K3 yang baik maka akan menurunkan kerugian-kerugian akibat rusaknya aset-aset perusahaan, penyakit yang timbul pada pekerja, dan lingkungan sekitar yang tercemar.









BAB II
PEMBAHASAN

⦁    Proses Pembuatan Baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
⦁    Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.

⦁    Sistem kerja
⦁    Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
⦁    Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
⦁    Kembali ditegakkan.
⦁    Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
⦁    Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
⦁    proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO        CaSiO3
⦁    proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO), 3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
⦁    Proses  Siemens Martin
Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
⦁    memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
⦁    sebagai Fundamen/ landasan dapur
⦁    menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
⦁    Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
⦁    besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)

⦁    Proses Basic Oxygen Furnace

⦁    logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
⦁    Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
⦁    ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:
⦁    BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
⦁    Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
⦁    Tidak perlu tuyer di bagian bawah
⦁    Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
⦁    Biaya operasi murah
⦁    PROSES DAPUR LISTRIK
Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
⦁    Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
⦁    Temperatur dapat diatur
⦁    Efisiensi termis dapur tinggi
⦁    Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
⦁    Kerugian akibat penguapan sangat kecil
⦁    Proses Dapurkopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
⦁    pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
⦁    Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
⦁    kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
⦁    besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
⦁    15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
⦁    Proses Dapur Cawan
⦁    Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
⦁    kemudian dapur ditutup rapat.
⦁    Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
⦁    Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Industri
Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000 (Quality) dan  ISO 14001 : 1996 (Enviromental) yang diterapkan diseluruh Negara didunia adalah dengan munculnya berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan compatibility dari jenis dan lingkungan di industri masing – masing Negara tersebut, misalnya :
⦁    NSC (USA)
⦁    SAFETY MAP (Australia)
⦁    SMK3 (Indonesia)
⦁    British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris)
⦁    SGS Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS   (Swiss)
⦁    National Standard Authority of Ireland (Irlandia)
⦁    Det Norske Veritas Standard for Certification of  OH&SMS (Holland)
⦁    South African Bureau of Standard (Afrika Selatan)
⦁    SIRIM QAS Sdn. Bhd. (Malaysia)
⦁    OHSAS 18001 dsb.
Keselamatan (safety) adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan/ mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya berasal dari bahaya,. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerugian.
Potensi bahaya dapat berasal dari mesin – mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan – bahan serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi yang beresiko akan munculnya bahaya. Faktor – faktor sumber bahaya adalah :
⦁    Faktor fisik
⦁    Faktor kimia
⦁    Faktor biologi
⦁    Faktor fisiologi
⦁    Faktor psikologi
Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga kemungkinan dari akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber – sumber resiko adalah:
⦁    Perubahan
⦁    Produk
⦁    Kekayaan dan bahan baku
⦁    Prosedur dan aktivitas proses
⦁    Teknologi dan peralatan
⦁    Personel
⦁    Tempat kerja dan lingkungan
⦁    Lingkungan alam, keadaan iklim
⦁    Eksternal/pihak – pihak yang terkait
Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui Manusia, Metode, Mesin   (alat), atau Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan tentang perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja aman atau Prosedur standar. Metode yang representative dan compatible juga mampu mendatangkan keselamatan.
Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris khusus dalam menunjang kerjanya  agar mampu beroperasi secara aman tanpa mengurangi fungsi aslinya dengan  sedikit sentuhan teknologi tidak menutup kemungkinan alat penunjang tersebut dalam keadaan tertentu bisa sangat penting sekali eksistensinya, ini dapat kita maksudkan dengan Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) yang diselaraskan dengan fungsi dan jenis bahaya yang sudah disarankan penggunaannya yang efektif . Untuk lingkungan tergantumg pada pengaturan tata letak dan fungsi dalam manajemen yang efektif dan efisien.
Kesehatan (Health) adalah  derajat/tingkat keadaan fisik dan spikologi individu. Kesehatan ini sangat besar sekali andilnya dalam hal keselamatan dan kecelakaan kerja. Ini dikaitkan dengan kondisi fisiologis dari manusia, seperti contoh :
⦁    Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik tenaga kerja, antara lain :
· Tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangkauan.
· Posisi tubuh yang dapat menyebabkan mudah lemah
· Kepekaan tubuh
· Kepekaan panca indera terhadap bunyi
· Cacat fisik
· Cacat sementara
⦁    Ketidakseimbangan kemampuan psikologis tenaga kerja, antara lain :
· Rasa takut / phobia
· Gangguan emosional
· Sakit jiwa
· Tingkat kecakapan
· Tidak mampu memahami
· Sedikit ide (pendapat)
· Gerakannya lamban
· Ketrampilan kurang.
⦁    Stres mental, antara lain :
· Emosi berlebihan
· Beban mental berlebihan
· Pendiam dan tertutup
· Problem sesuatu yang tidak dipahami
· Frustasi
· Sakit mental
⦁    Stres Fisik, antara lain :
· Badan sakit ( tidak sehat badan )
· Beban tugas berlebihan
· Kurang istirahat
· Kelelahan sensori
· Terpapar bahan
· Terpapar panas yang tinggi
· Kekurangan oksigen
· Gerakan terganggu
· Gula darah menurun
Gangguan – gangguan kesehatan akibat reaksi fisikokimia (terbakar, luka, terkena bahan kimia, dsb.) dalam industri sangat sering kali terjadi dan penyumbang paling banyak dalam catatan kecelakaan kerja ini menuntut suatu transformasi teknologi klompementer yang aman dan ramah lingkungan.
Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan, luka pada manusia, kerusakan harta benda, kerugian pada proses atau terjadinya kontak dengan suatu benda atau sumber tenaga yang lebih dari daya tahan tubuh atau struktur. Kecelakaan ini dibedakan menjadi
1.  Lost Time Injure (LTI) yaitu Cidera yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja.
2.   Restricted Duties Injure (RDI) yaitu Cidera yang mengakibatkan Kerja menjadi terbatas.
3.   Medical Treatment Injure (MTI) yaitu Cidera yang memerlukan bantuan petugas kesehatan )
4.   First Aid Injure (FAI) yaitu Cidera yang memerlukan P3K

Kejadian (Incident) adalah peristiwa yang menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan atau berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan. Insiden dibedakan menjadi :
1.      Near Miss, yaitu kejadian yang dapat menyebabkan cidera.
2.      Kerusakan property, yaitu kejadian ysng dapat menyebabkan kerusakan alat.
3.      Kerusakan Lingkungan, yaitu kejadian yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan kerja.

Insiden terjadi saat energi yang tidak bisa dikendalikan, menciptakan stress pada suatu struktur ( barang atau orang ) yang lebih besar daripada yang bisa ditanggungnya. ( William Haddon ).

Dari 75.000 insiden industri dapat diintregasikan dalam suatu persentase sebagai berikut
· 98% dari insiden itu bisa dicegah
· 88% darinya diakibatkan tindakan tidak aman yang dilakukan orang.
· 10% darinya akibat kondisi fisik atau mekanis yang berbahaya.
· 2% tidak bisa ditentukan (Herbert Heinrich ):
Metode yang paling bernilai dalam pencegahan kecelakaan adalah analog dengan metoda yang dibutuhkan untuk pengendalian mutu, biaya, dan kualitas produksi tidak menitik beratkan berapa santunan yang layak diberikan kepada pekerja agar kecelakaan dapat dikurangi. (H.W. Heinrich, 1931) ini dikenal dengan teori domino.
Pengendalian resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu:

1.      Teknis
· Eliminasi : penghilangan sumber bahaya
· Subtitusi : mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya
· Isolasi : proses kerja yang berbahaya disendirikan
· Enclosing : mengurung / memagari sumber bahaya
· Ventilasi
· Maintenance

2.      Administratif
· Monitoring lingkungan kerja
· Pendidikan dan pelatihan
· Labelling
· Pemeriksaan kesehatan
· Rotasi kerja
· Housekeeping: 5S
· Sanitasi yang bersih, mandi, fasilitas kesehatan.

3.      Alat pelindung diri
· Topi pengaman
· Pelindung telinga
· Face shield
· Masker
· Respirator
· Sarung tangan
· Sepatu
Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi dibawah standar merupakan gejala penyebab terjadinya suatu kecelakaan  dan merupakan gejala penyebab  utama akibat kesalahan manajemen. (Frank E. Bird Peterson) ini dikenal dengan teori manajemen.










   




BAB III
PENUTUP

⦁    KESIMPULAN
Dari pokok bahasan mengenai teknik keselamatan kerja yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan seperti :
1. Keselamatan kerja pada suatu perusahaan adalah sangat penting demi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
2. Keselamatan kerja pada suatu perusahaan harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman dan lain-lain.
3. Perlengkapan keselamatan kerja pada sebuah perusahaan hendaknya dipergunakan secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan.
4. Tingkat keselamatan kerja pada pabrik kecil lebih rendah dibandingkan dengan tingkat keselamatan pada pabrik besar karena tingkat spesialisasi para pekerja yang tidak seimbang dengan teknologi yang dipergunakan.

⦁    SARAN
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mambutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan mengenai K3 dan Hukum Ketenagakerjaan, teman-teman bisa mencari referensi lain.



DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.
Moore,Franklin G.1961. Manufacturing management, Third Edition [s.l:Richard D. Erwin.
Lundy, James L.1960. Effective industrial management. New York : The Macmillan Company
Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung
Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985 ,1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia. [s.]:Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT.
















MAKALAH
K3 & HUKUM KETENAGAKERJAAN
INDUSTRI BAJA











DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
            SUGIRINOTO       
            RUSMAN           
             KHOIRUL ANWAR    
           
           


FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2012

ALAT ALAT YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK


Hydraulic machinery adalah mesin dan alat-alat yang menggunakan daya fluida untuk melakukan kerja. Alat berat adalah contoh umum.
Dalam jenis mesin, cairan tekanan tinggi – disebut hidrolik fluida – ditransmisikan seluruh mesin ke berbagai hidrolik motor dan silinder hidrolik. Fluida dikontrol secara langsung atau secara otomatis oleh katup kontrol dan didistribusikan melalui slang dan tabung.
Popularitas mesin hidrolik adalah karena jumlah yang sangat besar kekuasaan yang dapat ditransfer melalui tabung kecil dan selang fleksibel, dan kekuatan tinggi kepadatan dan berbagai macam aktuator yang dapat memanfaatkan kekuatan ini.
Mesin hidrolik dioperasikan dengan menggunakan hidrolik, di mana cairan adalah media powering. Pneumatics, di sisi lain, didasarkan pada penggunaan gas sebagai medium untuk transmisi listrik, generasi dan kontrol.

//
Force and torque multiplication
Fitur mendasar dari sistem hidrolik adalah kemampuan untuk menerapkan gaya atau torsi perkalian dengan cara yang mudah, tergantung pada jarak antara input dan output, tanpa memerlukan persneling atau tuas mekanik, baik dengan mengubah daerah-daerah yang efektif dalam dua terhubung silinder atau perpindahan yang efektif (cc / rev) antara pompa dan motor. Dalam kasus normal rasio hidrolik dikombinasikan dengan kekuatan mekanik atau rasio torsi mesin optimal desain, seperti dalam gerakan-gerakan booming dan trackdrives untuk excavator.
Contoh
(1) Dua silinder hidrolik yang saling berhubungan:
Silinder C1 adalah salah satu inci jari-jari, dan silinder C2 adalah sepuluh inci di jari-jari. Jika gaya yang diberikan pada C1 adalah 10 lbf, gaya yang diberikan oleh C2 adalah 1000 lbf karena C2 adalah seratus kali lebih besar di daerah (S = πr ²) sebagai C1. The downside ke ini adalah bahwa Anda harus memindahkan C1 seratus inci untuk bergerak C2 satu inci. Yang paling umum digunakan untuk ini adalah dongkrak hidrolik klasik di mana memompa silinder dengan diameter kecil yang terhubung ke mengangkat silinder dengan diameter besar.
(2) Pompa dan motor:
Jika sebuah pompa rotari hidrolik dengan perpindahan 10 cc / rev terhubung ke hidrolik motor rotari dengan 100 cc / rev, torsi poros yang dibutuhkan untuk menggerakkan pompa adalah 10 kali lebih kecil dari torsi tersedia pada poros motor, tetapi kecepatan poros (rev / menit) untuk motor adalah 10 kali lebih kecil dari kecepatan poros pompa. Kombinasi ini sebenarnya adalah jenis yang sama kekuatan perkalian sebagai contoh silinder (1) hanya bahwa gaya linear dalam kasus ini adalah sebuah gaya rotari, yang didefinisikan sebagai torsi.
Kedua contoh ini biasanya disebut sebagai transmisi hidrolik atau hidrostatik yang melibatkan transmisi hidrolik tertentu “gear rasio”.
Hydraulic circuits

A simple open center hydraulic circuit.
A simple open center hydraulic circuit.

The equivalent circuit sistem matik
Untuk fluida hidrolik untuk melakukan kerja, itu harus mengalir ke aktuator dan atau motor, kemudian kembali ke reservoir. Fluida ini kemudian difilter dan dipompa kembali. Jalan yang diambil oleh fluida hidrolik disebut sirkuit hidrolik yang ada beberapa jenis. Buka pusat rangkaian menggunakan pompa yang memasok aliran kontinu. Aliran dikembalikan ke tangki melalui katup kontrol pusat terbuka, yaitu saat katup kontrol terpusat, ia menyediakan terbuka jalur kembali ke tangki dan fluida tidak bersemangat untuk tekanan tinggi. Kalau tidak, jika katup kontrol actuated itu cairan rute ke dan dari aktuator dan tangki. Tekanan fluida akan meningkat untuk memenuhi perlawanan, karena pompa memiliki output konstan. Jika tekanan naik terlalu tinggi, cairan kembali ke tangki melalui katup tekanan. Multiple katup kontrol dapat ditumpuk secara seri [1]. Jenis rangkaian ini dapat menggunakan murah, pompa perpindahan konstan.
Pusat pasokan sirkuit tertutup penuh tekanan untuk katup kontrol, apakah ada katup yang digerakkan atau tidak. Pompa bervariasi aliran mereka, memompa cairan hidrolik sangat kecil sampai operator actuates sebuah katup. Katup’s spul sehingga tidak memerlukan pusat membuka jalur kembali ke tangki. Beberapa katup dapat dihubungkan secara paralel sistem pengaturan dan tekanan adalah sama untuk semua katup.
Constant pressure and load-sensing systems
Rangkaian pusat yang tertutup ada dalam dua konfigurasi dasar, biasanya terkait dengan variabel regulator untuk pompa yang memasok minyak:
Constant pressure systems (CP-system), standard.Tekanan pompa selalu sama dengan tekanan pompa pengaturan untuk regulator. Pengaturan ini harus mencakup tekanan beban maksimum yang diperlukan. Pompa memberikan aliran sesuai dengan jumlah yang diperlukan mengalir ke konsumen. CP-sistem menghasilkan kekuatan besar kerugian jika mesin bekerja dengan beban variasi besar tekanan dan tekanan sistem rata-rata jauh lebih rendah daripada pengaturan tekanan untuk regulator pompa. CP desain sederhana. Bekerja seperti sistem pneumatik. Fungsi hidrolik baru dapat dengan mudah ditambahkan dan sistem cepat menanggapi.
Sistem tekanan konstan (CP-sistem), diturunkan. Konfigurasi dasar yang sama sebagai ‘standar’ CP-sistem tetapi pompa dibongkar untuk berdiri-rendah oleh tekanan ketika semua katup berada dalam posisi netral. Tidak begitu cepat respon sebagai standar hidup pompa CP tapi waktu berkepanjangan.
Load-sensing sistem (-sistem LS) menghasilkan kerugian daya yang lebih kecil sebagai pompa dapat mengurangi kedua aliran dan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan beban, tetapi membutuhkan lebih tuning daripada sistem CP terhadap stabilitas sistem. LS-sistem yang juga membutuhkan tambahan Kompensator logis katup dan katup di katup terarah, sehingga secara teknis lebih rumit dan lebih mahal daripada sistem CP. Yang LS-sistem sistem menghasilkan daya konstan kerugian yang terkait dengan penurunan tekanan mengatur untuk pompa regulator:
Daya yang hilang = \ Delta P_ (LS) \ cdot Q (tot)
ΔpLS rata-rata adalah sekitar 2 MPa (290 psi). Jika aliran pompa ekstra tinggi kerugian tersebut dapat dipertimbangkan. Daya yang hilang juga meningkat jika tekanan beban bervariasi banyak. Daerah silinder, motor pemindahan dan lengan torsi mekanik harus didesain untuk menyesuaikan tekanan beban dalam rangka untuk menurunkan kerugian daya. Tekanan pompa selalu sama dengan tekanan beban maksimum ketika beberapa fungsi yang dijalankan secara bersamaan dan input daya ke pompa sama dengan (maks. tekanan beban + ΔpLS) x jumlah aliran.
Lima tipe dasar sistem load-sensing
(1) Load sensing tanpa Kompensator di katup terarah. Hydraulically dikontrol LS-pompa.
(2) Load sensing dengan up-stream Kompensator untuk masing-masing terhubung terarah katup. Hydraulically dikontrol LS-pompa.
(3) Load sensing dengan hilir Kompensator untuk setiap terhubung terarah katup. Hydraulically dikontrol LS-pompa.
(4) beban merasakan dengan kombinasi hulu dan hilir Kompensator. Hydraulically dikontrol LS-pompa.
(5) Load sensing dengan disinkronkan, baik listrik dikendalikan pumpdisplacement dan katup dikontrol aliran listrik daerah untuk respon lebih cepat, meningkatkan stabilitas dan sistem kurang kerugian. Ini adalah jenis baru LS-sistem, belum sepenuhnya dikembangkan.
Teknis hilir Kompensator terpasang dalam valveblock fisik dapat dipasang “hulu sungai”, tetapi bekerja sebagai Kompensator hilir.
Jenis Sistem (3) memberikan keuntungan bahwa fungsi diaktifkan disinkronisasi independen terhadap kapasitas aliran pompa. Aliran hubungan antara 2 atau lebih fungsi diaktifkan tetap independen dari tekanan beban bahkan jika pompa mencapai sudut putar maksimum. Fitur ini penting untuk mesin yang sering berjalan dengan pompa putar maksimum malaikat dan diaktifkan dengan beberapa fungsi yang harus disinkronkan dalam kecepatan, seperti dengan excavator. Tipe (4) sistem, fungsi dengan Kompensator hulu sungai memiliki prioritas. Contoh: Pengarah-fungsi untuk roda loader. Jenis sistem dengan Kompensator hilir biasanya memiliki merek dagang yang unik, tergantung pada model katup, misalnya “LSC” (Linde Hydraulics), “LUDV” (Bosch Rexroth, Hydraulics) dan “Flowsharing” (Parker Hydraulics), dll Tidak resmi nama standar untuk tipe sistem ini telah dibentuk tetapi Flowsharing adalah nama yang umum untuk itu.
Open and closed circuits

Open loop and closed loop circuits.
Open-loop: Pump-inlet dan motor-kembali (melalui katup directional) yang terhubung ke loop istilah tank.The hidrolik berlaku untuk umpan balik; istilah yang lebih tepat terbuka versus tertutup “sirkuit”.
Loop tertutup: Motor-return terhubung langsung ke inlet pompa. Untuk menjaga tekanan pada sisi tekanan rendah, memiliki rangkaian pompa muatan (gearpump kecil) bahwa pasokan minyak didinginkan dan disaring ke sisi tekanan rendah. Rangkaian loop tertutup, umumnya digunakan untuk transmisi hidrostatik dalam aplikasi mobile. Keuntungan: Tidak ada arah katup dan tanggapan yang lebih baik, sirkuit bisa bekerja dengan tekanan yang lebih tinggi. Sudut putar pompa mencakup baik positif maupun negatif arah aliran. Kekurangan: pompa tidak dapat dipergunakan untuk fungsi hidrolik lainnya dengan cara yang mudah dan pendinginan bisa menjadi masalah karena keterbatasan pertukaran aliran minyak. High power sistem tertutup pada umumnya harus memiliki ‘flush-katup’ berkumpul dalam rangkaian dalam rangka untuk bertukar lebih banyak mengalir dari aliran kebocoran dasar dari pompa dan motor, untuk meningkatkan pendinginan dan penyaringan. Katup yang memerah biasanya terintegrasi dalam perumahan motor untuk mendapatkan efek pendinginan untuk minyak yang berputar di motorhousing itu sendiri. Kerugian di perumahan motor dari efek dan kerugian yang berputar di dapat ballbearings cukup sebagai motorspeeds akan mencapai 4000-5000 putaran / menit atau bahkan lebih di kecepatan kendaraan maksimum. Aliran kebocoran serta tambahan aliran flush harus dipasok oleh pompa muatan. Biaya besar pompa dengan demikian sangat penting jika transmisi dirancang untuk tekanan tinggi dan kecepatan motor yang tinggi. Suhu minyak yang tinggi, biasanya merupakan masalah besar ketika menggunakan transmisi hidrostatik tinggi kecepatan kendaraan lebih lama, misalnya ketika transportasi kerja mesin dari satu tempat ke tempat lain. Oiltemperatures tinggi untuk waktu yang lama akan secara drastis mengurangi waktu hidup untuk transmisi. Untuk menjaga suhu minyak turun, tekanan sistem transportasi selama harus diturunkan, yang berarti bahwa perpindahan minimum untuk motor harus dibatasi pada nilai yang masuk akal. Sirkuit tekanan selama pengangkutan sekitar 200-250 bar dianjurkan.
Sistem loop tertutup peralatan mobile, umumnya digunakan untuk transmisi sebagai alternatif untuk mekanik dan hidrodinamik (konverter) transmisi. Keuntungan adalah rasio gear Stepless ( ‘hidrostatik’ gigi rasio) dan kontrol yang lebih fleksibel dari rasio gear tergantung pada kondisi beban dan operasi. Hidrostatik transmisi biasanya terbatas pada sekitar 200 kW maks. kekuasaan sebagai total biaya terlalu tinggi pada daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan transmisi hidrodinamik. Wheel loader besar misalnya mesin-mesin berat dan oleh karena itu biasanya dilengkapi dengan converter transmisi. Baru-baru ini prestasi teknis untuk transmisi konverter telah meningkatkan efisiensi dan perkembangan dalam perangkat lunak juga meningkatkan karakteristik, misalnya program pergeseran gigi dapat dipilih selama lebih peralatan operasi dan langkah-langkah, memberikan karakteristik mereka dekat dengan transmisi hidrostatik.
Hidrostatik bumi bergerak transmisi untuk mesin, seperti untuk traktor loader, sering dilengkapi dengan suatu ‘Inch pedal’ yang digunakan untuk sementara meningkatkan rpm mesin diesel sambil mengurangi kecepatan kendaraan dalam rangka meningkatkan daya hidrolik yang tersedia output untuk bekerja hidrolika pada kecepatan rendah dan meningkatkan upaya tractive. Fungsi serupa dengan mengulur-ulur sebuah konverter gearbox pada mesin tinggi rpm. Inch-fungsi yang mempengaruhi karakteristik preset for the ‘hidrostatik’ versus rasio gear mesin diesel rpm.
Hydraulic pump

Sebuah pandangan meledak peralatan eksternal pompa.
Pasokan pompa hidrolik fluida ke komponen dalam sistem. Tekanan dalam sistem berkembang di reaksi ke beban. Oleh karena itu, sebuah pompa berkapasitas 5.000 psi mampu mempertahankan aliran terhadap beban sebesar 5.000 psi.
Pompa memiliki kekuatan kepadatan kira-kira sepuluh kali lebih besar dari motor listrik (berdasarkan volume). Mereka yang didukung oleh sebuah motor listrik atau mesin, yang dihubungkan melalui roda gigi, ikat pinggang, atau yang fleksibel elastomerik coupling untuk mengurangi getaran.
Jenis-jenis pompa hidrolik untuk aplikasi mesin hidrolik;
* Gear pompa: murah, tahan lama, sederhana. Kurang efisien, karena mereka adalah konstan perpindahan, dan terutama cocok untuk tekanan di bawah 20 MPa (3000 psi).
* Vane pump: murah dan sederhana, dapat diandalkan (terutama dalam bentuk rotor g). Baik untuk aliran lebih tinggi-tekanan rendah output.
* Axial piston pump: banyak dirancang dengan mekanisme perpindahan variabel, untuk memvariasikan aliran output untuk kontrol otomatis tekanan. Ada berbagai aksial pompa piston desain, termasuk swashplate (kadang-kadang disebut sebagai valveplate pompa) dan checkball (kadang-kadang disebut sebagai piring bergetar pompa). Yang paling umum adalah pompa swashplate. Sebuah variabel-sudut pelat swash menyebabkan piston untuk membalas.
* Radial piston pompa Sebuah pompa yang biasanya digunakan untuk tekanan yang sangat tinggi pada aliran kecil.
Pompa piston lebih mahal daripada peralatan atau baling-baling pompa, tetapi memberikan kehidupan lagi yang beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi, dengan cairan yang sulit dan lama siklus tugas berkesinambungan. Pompa piston membentuk satu setengah dari transmisi hidrostatik.
Katup kontrol
Katup kontrol arah rute fluida aktuator yang dikehendaki. Mereka biasanya terdiri dari spul di dalam besi cor atau baja perumahan. Spul slide ke berbagai posisi di perumahan, persilangan rute alur dan saluran fluida berdasarkan posisi spul.
Spul memiliki pusat (netral) posisi dipertahankan dengan mataair; dalam posisi ini fluida pasokan diblokir, atau kembali ke tangki. Menggeser spul ke satu sisi rute cairan hidrolik ke aktuator dan menyediakan jalur kembali dari aktuator ke tangki. Ketika spul digerakkan ke arah yang berlawanan penawaran dan kembali jalan yang diaktifkan. Ketika spul diperbolehkan untuk kembali ke netral (tengah) posisi aktuator jalur fluida terhambat, menguncinya di posisi.
Katup kontrol arah biasanya dirancang untuk dapat ditumpuk, dengan satu katup untuk setiap silinder hidrolik, dan salah satu masukan cairan memasok semua katup dalam tumpukan.
Toleransi sangat ketat untuk menangani tekanan tinggi dan menghindari bocor, kelos biasanya memiliki izin dengan perumahan kurang dari seperseribu inci (25 μm). Katup blok akan di-mount ke bingkai mesin dengan titik tiga pola untuk menghindari katup mendistorsi blok dan kemacetan katup komponen yang sensitif.
Posisi spul dapat digerakkan oleh tuas mekanik, hidrolik tekanan pilot, atau solenoida yang mendorong spul kiri atau kanan. Sebuah segel memungkinkan bagian dari spul menonjol di luar perumahan, di mana dapat diakses oleh aktuator.
Blok katup utama biasanya merupakan tumpukan dari rak katup kontrol arah aliran yang dipilih oleh kapasitas dan kinerja. Beberapa katup dirancang untuk menjadi proporsional (laju aliran proporsional dengan posisi katup), sedangkan yang lain mungkin hanya on-off. Katup kontrol adalah salah satu yang paling mahal dan bagian sensitif dari sirkuit hidrolik.
* Tekanan katup relief digunakan di beberapa tempat di mesin hidrolik; di sirkuit kembali untuk mempertahankan sejumlah kecil tekanan untuk rem, pilot baris, dll .. Pada silinder hidrolik, untuk mencegah overload dan hidrolik baris / segel pecah. Pada hidrolik reservoir, untuk mempertahankan tekanan positif kecil termasuk kelembaban dan kontaminasi.
* Tekanan katup mengurangi mengurangi tekanan suplai yang diperlukan untuk berbagai sirkuit.
* Sequence katup mengontrol rangkaian sirkuit hidrolik, untuk memastikan bahwa salah satu silinder hidrolik sepenuhnya diperpanjang sebelum dimulai lagi strokenya, misalnya.
* Shuttle katup menyediakan atau fungsi yang logis.
* Periksa katup katup satu arah, memungkinkan untuk mengisi akumulator dan mempertahankan tekanan setelah mesin dimatikan, misalnya.
* Pilot dikontrol Periksa katup katup satu arah yang dapat dibuka (untuk kedua arah) oleh sinyal tekanan asing. Sebagai contoh jika beban tidak boleh terus oleh katup cek lagi. Sering kali tekanan asing berasal dari pipa lain yang terhubung ke motor atau silinder.
* Counterbalance katup sebenarnya adalah tipe khusus katup yang dikendalikan pilot. Sedangkan katup terbuka atau tertutup, katup mengimbangi bertindak sedikit mirip pilot kontrol aliran dikontrol.
* Cartridge katup tersebut sebenarnya bagian dalam katup cek, mereka adalah komponen dari rak dengan amplop standar, membuat mereka mudah untuk mengisi blok katup berpemilik. Mereka tersedia dalam berbagai konfigurasi; on / off, proporsional, tekanan lega, dll Mereka umumnya sekrup katup elektrik blok dan dikendalikan untuk menyediakan fungsi logika dan otomatis.
* Hydraulic Sekering berada di garis perangkat keselamatan yang dirancang untuk secara otomatis menutup garis hidrolik jika tekanan menjadi terlalu rendah, atau dengan aman melampiaskan fluida jika tekanan menjadi terlalu tinggi.
* Auxiliary katup. Sistem hidrolik yang rumit biasanya memiliki katup bantu blok untuk menangani berbagai tugas yang tak terlihat ke operator, seperti pengisian akumulator, operasi kipas pendingin, AC kekuasaan, dll Mereka biasanya katup dirancang khusus untuk mesin tertentu, dan dapat terdiri dari logam blok dengan pelabuhan dan saluran bor. Cartridge katup ulir ke pelabuhan dan dapat dikendalikan oleh saklar listrik atau mikroprosesor untuk rute daya fluida yang diperlukan.
Aktuator
* Hydraulic silinder
* Rotary aktuator (hidrolik)
* Hydraulic motor (plumbed pompa terbalik)
* Hidrostatik transmisi
* Brakes
Reservoir
Fluida hidrolik reservoir memegang kelebihan cairan hidrolik untuk menampung perubahan volume dari: silinder ekstensi dan kontraksi, suhu didorong ekspansi dan kontraksi, dan kebocoran. Penampung juga dirancang untuk membantu pemisahan udara dari fluida dan juga bekerja sebagai akumulator panas untuk menutup kerugian dalam sistem ketika puncak kekuasaan digunakan. Desain insinyur selalu ditekan untuk mengurangi ukuran hidrolik reservoir, sementara peralatan operator selalu menghargai reservoir lebih besar.
Beberapa desain dinamis meliputi saluran aliran pada fluida kembali jalan yang memungkinkan untuk reservoir yang lebih kecil.
Accumulators
Akumulator adalah bagian dari Common mesin hidrolik. Fungsi mereka adalah untuk menyimpan energi dengan menggunakan gas bertekanan. Salah satu jenis adalah sebuah tabung dengan piston terapung. Di satu sisi piston adalah tuduhan bertekanan gas, dan di sisi lain adalah cairan. Kandung kemih digunakan dalam desain lainnya. Menyimpan cadangan sistem cairan.
Contoh-contoh akumulator adalah menggunakan daya cadangan untuk kemudi atau rem, atau untuk bertindak sebagai shock absorber untuk sirkuit hidrolik.
Hydraulic fluid
Juga dikenal sebagai cairan traktor, hidrolik fluida adalah kehidupan sirkuit hidrolik. Biasanya minyak bumi dengan berbagai aditif. Beberapa mesin hidrolik memerlukan cairan tahan api, tergantung pada aplikasi mereka. Dalam beberapa pabrik di mana makanan disiapkan, air digunakan sebagai fluida kerja untuk kesehatan dan alasan keamanan.
Di samping untuk mentransfer energi, kebutuhan cairan hidrolik untuk melumasi komponen, menangguhkan, kontaminasi dan serbuk logam untuk transportasi ke filter, dan untuk berfungsi dengan baik untuk beberapa ratus derajat Fahrenheit atau Celcius.
Filters
Filter adalah bagian penting dari sistem hidrolik. Partikel logam terus-menerus dihasilkan oleh komponen mekanis dan perlu dihapus bersama dengan kontaminan lain.
Penyaring dapat diposisikan di banyak lokasi. Saringan mungkin berlokasi antara reservoir dan pompa intake. Penyumbatan filter akan menyebabkan kavitasi dan mungkin kegagalan pompa. Kadang-kadang filter terletak antara pompa dan katup kontrol. Susunan ini lebih mahal, karena perumahan penyaring bertekanan, tapi menghilangkan masalah kavitasi dan melindungi katup kontrol dari pompa kegagalan. Common ketiga lokasi penyaring hanya sebelum garis kembali memasuki reservoir. Lokasi ini relatif tidak peka terhadap penyumbatan dan tidak memerlukan bertekanan perumahan, tapi kontaminan yang masuk ke waduk dari sumber eksternal tidak disaring sampai melewati sistem setidaknya sekali.
Tubes, Pipes and Hoses
Tabung hidrolik presisi seamless pipa baja, khusus dibuat untuk hidrolika. Tabung memiliki ukuran standar untuk rentang tekanan yang berbeda, dengan diameter standar hingga 100 mm. Tabung disediakan oleh produsen dalam panjang 6 m, dibersihkan, diminyaki dan dipasang. Tabung yang saling berhubungan oleh berbagai jenis flensa (terutama untuk ukuran yang lebih besar dan tekanan), pengelasan kerucut / puting (dengan o-cincin meterai), beberapa jenis koneksi dan flare cut-cincin. Ukuran yang lebih besar, hidrolik pipa yang digunakan. Langsung bergabung dengan mengelas tabung tidak dapat diterima karena interior tidak dapat diperiksa.
Hidrolik pipa yang digunakan dalam kasus tabung hidrolik standar tidak tersedia. Umumnya ini digunakan untuk tekanan rendah. Mereka dapat terhubung dengan koneksi threaded, tetapi biasanya oleh Welds. Karena diameter pipa yang lebih besar biasanya dapat diperiksa secara internal setelah pengelasan. Pipa hitam adalah non-galvanis dan cocok untuk pengelasan.
Selang hidrolik dinilai oleh tekanan, temperatur, dan fluida kompatibilitas. Selang digunakan ketika pipa atau tabung tidak dapat digunakan, biasanya untuk memberikan fleksibilitas untuk pengoperasian atau pemeliharaan mesin. Selang dibangun dengan karet dan baja lapis. Karet interior dikelilingi oleh berbagai lapisan dari anyaman kawat dan karet. Eksterior dirancang untuk abrasi perlawanan. Jari-jari tikungan selang hidrolik dengan hati-hati dirancang ke dalam mesin, karena kegagalan selang dapat mematikan, dan melanggar selang jari-jari tikungan minimum akan menyebabkan kegagalan. Selang hidrolik umumnya memiliki peralatan swaged baja pada ujungnya. Bagian terlemah dari selang tekanan tinggi adalah sambungan dari selang ke cocok. Kelemahan lain dari selang adalah kehidupan yang lebih pendek karet yang memerlukan penggantian periodik, biasanya jam lima untuk tujuh tahun interval.
Pembuluh dan pipa untuk aplikasi hidrolik diminyaki secara internal sebelum sistem ditugaskan. Biasanya pipa baja dicat di luar. Mana suar dan kopling lain digunakan, cat akan dihapus di bawah kacang, dan merupakan lokasi di mana korosi dapat dimulai. Untuk alasan ini, dalam aplikasi laut paling Perpipaan stainless steel.
Seals, fittings and connections
Secara umum, katup, silinder dan pompa memiliki bos threaded perempuan untuk sambungan fluida, dan selang telah berakhir dengan tawanan wanita gila. Seorang laki-laki, pas dipilih untuk menghubungkan dua. Banyak sistem standar digunakan.
Peralatan melayani beberapa tujuan;
1. Untuk jembatan standar yang berbeda; O-ring bos untuk JIC (hidrolis), atau pipa benang menghadapi segel, misalnya.
2. Untuk memungkinkan komponen orientasi yang tepat, sebuah 90 °, 45 °, lurus, atau putar pas dipilih sebagai diperlukan. Mereka dirancang untuk diposisikan dalam orientasi yang benar dan kemudian menegang.
3. Untuk menggabungkan sekat hardware.
4. Pas melepas cepat dapat ditambahkan ke sebuah mesin tanpa modifikasi dari selang atau katup
Tipikal bagian dari alat-alat berat mungkin telah ribuan titik-titik sambungan disegel dan beberapa jenis:
* Pipe fitting, pemasangan yang kacau sampai ketat, sulit untuk mengarahkan sebuah miring pas benar tanpa atas atau di bawah pengetatan.
* O-ring bos, yang cocok adalah mengacaukan menjadi bos dan berorientasi sesuai kebutuhan, mengencangkan mur tambahan pemasangan, mesin cuci dan o-cincin di tempatnya.
* Flare segel, logam cap kompresi untuk logam dengan sebuah kerucut dan suar kawin.
* Face seal, flensa logam dengan alur dan o-cincin yang diikat bersama-sama.
* Beam segel, yang mahal untuk logam logam cap digunakan terutama dalam pesawat terbang.
* Swaged stempel, tabung dihubungkan dengan peralatan yang swaged secara permanen di tempat. Terutama digunakan dalam pesawat terbang.
Elastomeric stempel (O-cincin wajah bos dan segel) adalah yang paling umum jenis anjing laut dalam alat-alat berat dan mampu diandalkan penyegelan 6000 + psi (40 + MPa) tekanan fluida.
Basic calculations
Daya hidrolik didefinisikan sebagai Arus x Tekanan. Kekuatan hidrolik yang diberikan oleh sebuah pompa: P dalam [bar] dan Q dalam [menyalakan / min] => (P x Q) ÷ 600 [kW]. Ex. Pompa memberikan 180 [menyalakan / menit] dan P sama dengan 250 [bar] => Pompa daya output = (180 x 250) ÷ 600 = 75 [kW].
Ketika menghitung input daya ke pompa, efisiensi total pompa ηtotal harus disertakan. Efisiensi ini merupakan hasil dari efisiensi volumetrik, ηvol dan hydromechanical efisiensi, ηhm. Power input = Power output ÷ ηtotal. Rata-rata piston pompa aksial, ηtotal = 0,87. Dalam contoh sumber daya, misalnya mesin diesel atau motor listrik, harus mampu mengirimkan setidaknya 75 ÷ 0,87 = 86 [kW]. Motor hidrolik dan silinder bahwa persediaan dengan pompa hidrolik juga memiliki efisiensi daya dan efisiensi sistem total (tanpa termasuk penurunan tekanan dalam pipa-pipa dan katup hidrolik) akan berakhir pada approx. 0,75. Cylinders biasanya memiliki efisiensi total sekitar 0,95 sementara motor piston hidrolik aksial 0,87, sama seperti pompa. Secara umum daya yang hilang dalam transmisi energi hidrolik dengan demikian sekitar 25% atau lebih di kisaran viskositas yang ideal 25-35 [cSt].
Perhitungan maks yang diperlukan. daya output untuk mesin diesel, estimasi kasar:
(1) Periksa maks. powerpoint, yaitu titik di mana tekanan aliran kali mencapai max. nilai.
(2) Ediesel = (Pmax · Qtot) ÷ η.
Qtot = menghitung dengan aliran pompa teoritis untuk konsumen tidak termasuk kebocoran pada max. power point.
Pompa aktual Pmax = tekanan di max. power point.
Catatan: total η adalah efisiensi = (output daya mekanik ÷ input daya mekanik). Untuk perkiraan kasar, η = 0,75. Tambahkan 10-20% (tergantung pada aplikasi) untuk nilai kekuatan ini.
(3) Hitunglah yang diperlukan diperlukan pumpdisplacement dari maks. jumlah aliran untuk konsumen dalam kasus terburuk dan mesin diesel rpm di titik ini. The max. aliran bisa berbeda dari aliran yang digunakan untuk perhitungan daya mesin diesel. Pompa rata-rata efisiensi volumetrik, pompa piston: ηvol = 0,93.
Pumpdisplacement Vpump = Qtot ÷ ndiesel ÷ 0,93.
(4) Perhitungan prel. Kapasitas pendingin: Heat dissipation dari tangki minyak hidrolik, katup, pipa dan komponen-komponen hidrolik kurang dari beberapa persen dalam ponsel standar peralatan dan kapasitas pendingin harus menyertakan beberapa margin. Minimum kapasitas pendingin, Ecooler = 0.25Ediesel
Sekurang-kurangnya 25% dari masukan kekuasaan harus disebarkan oleh pendingin ketika puncak kekuasaan dimanfaatkan untuk waktu yang lama. Namun dalam kasus normal, puncak kekuasaan digunakan hanya untuk periode singkat, sehingga diperlukan kapasitas pendingin sebenarnya mungkin kurang. Volume minyak dalam tangki hidrolik juga bertindak sebagai akumulator panas ketika puncak kekuasaan digunakan. Efisiensi sistem sangat tergantung pada jenis peralatan alat kerja hidrolik, pompa hidrolik dan motor yang digunakan dan input daya untuk sistem hidrolik dapat bervariasi banyak. Setiap rangkaian harus dievaluasi dan siklus beban diperkirakan. Baru atau diubah sistem harus selalu diuji dalam kerja praktis, yang mencakup semua kemungkinan beban siklus. Cara mudah untuk mengukur rata-rata aktual daya yang hilang dalam sistem ini adalah untuk melengkapi mesin dengan pendingin tes dan mengukur suhu pada pendingin minyak masuk, minyak pendingin suhu di outlet dan aliran minyak melalui pendingin, ketika mesin dalam keadaan normal modus operasi. Dari angka-angka ini uji disipasi daya pendingin dapat dihitung dan ini sama dengan daya yang hilang ketika suhu stabil. Dari tes ini diperlukan pendingin yang sebenarnya dapat dihitung untuk mencapai suhu minyak tertentu dalam tangki minyak. Satu masalah dapat untuk merakit peralatan pengukuran inline, terutama aliran minyak meteran.

penerapan hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari
1. Dongkrak hidrolik
Prinsipkerja
Prinsipkerjadongkrakhidrolik adalah dengan memanfaatkan hukumPascal. Dongkrak hidrolik terdiri dari dua tabung yang berhubungan yang memiliki diameter yang berbeda ukurannya. Masing-masing ditutup dan diisi air. Dengan menaik turunkan piston, maka tekanan pada tabung pertama akan dipindahkan ke tabung kedua sehingga dapat mengangkat beban yang berat. definisi dongkrak hidrolik adalah jenis pesawat dengan prinsip hukum pascal yang berguna untuk memperingan kerja. Dongkrak ini merupakan system bejana berhubungan (2 tabung) yang berbeda luas penampangnya. Dengan menaik turunkan piston, maka tekanan pada tabung pertama akan dipindahkan ke tabung kedua sehingga dapat mengangkat beban yang berat.
2. Tensimeter atau sfigmomanometer
Prinsip kerja:
Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah. Berikut skema pengukuran tekanan menggunakan manometer. Tekanan dalam fluida statis adalah sama pada setiap tingkat horisontal (ketinggian) yang sama sehingga: Untuk lengan tangan kiri manometer Untuk lengan tangan kanan manometer Karena disini kita mengukur tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat menghilangkan PAtmosfer sehingga Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A sama dengan tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan cairan yang diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung berat jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian dikurangi berat jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.
3. Rem hidrolik
Prinsip kerja:
Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan berupaminyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu pistonpedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang memegang peranan pentingdimana konsep dan sterukturnya telah didesain sedemikian rupa sehingga sesuaidengan hukum pascal, dengan tujuan menghasilkan daya cengkram yang besardari penginjakan pedal rem yang tidak terlalu dalam.
Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dumaksud adalah dengan mendesain agar pipa pada pedal remlebih kecil daripada pipa yang terhubung dengen piston cakram. Saat pedal rem diinjak pedal yang terhubung dengan booster rem akanmendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akanmendapatkan tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan ke segalaarah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa yang terhubung dengan piston cakram. Saat pedal rem diinjak pedal yang terhubung dengan booster rem akanmendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan mendapatkan tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan ke segalaarah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa yang terhubung dengan pistoncakram.
Karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedalmaka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskanke piston cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan jauh lebih besarsehingga gaya untuk mencengkram cakram akan lebih besar pula. Cakram yang besinggungan dengan kanvas rem akan menghasilkan gaya gesek, dan gaya gesekadalah gaya yang bernilai negative maka dari itu cakram yang ikut berputarbersama roda semakin lama perputarannya akan semakin pelan, dan inilah yangdisebut dengan proses pengereman. Selain itu karena diameter dari cakram yanglebih lebar juga ikut membantu proses pengereman. Hal itulah yang menyebabkansystem kerja rem cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional (remtromol)
4. Pompa hidrolik
Prinsip kerja:
Pompa hidrolik menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidrolik.
Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator. Pompa hidrolik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan nonpositive displacement pump (Aziz, 2009). Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik menjadi energi mekanik yaitu motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik mentransfer energi hidrolik menjadi energi mekanik dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan lain-lain
5. Alat press hidrolik
Prinsip kerja:
Pers hidrolik tergantung pada prinsip Pascal : yang tekanan seluruh sistem tertutup adalah konstan. Salah satu bagian dari sistem adalah piston bertindak sebagai pompa, dengan kekuatan mekanik sederhana yang bekerja pada luas penampang kecil, bagian lain adalah piston dengan luas yang lebih besar yang menghasilkan kekuatan mekanis Sejalan besar. Hanya berdiameter kecil pipa (yang lebih mudah menolak tekanan) diperlukan jika pompa dipisahkan dari silinder tekan.
Hukum Pascal: Tekanan pada fluida terbatas ditransmisikan berkurang dan bertindak dengan kekuatan yang sama pada bidang yang sama dan pada 90 derajat ke dinding kontainer.
Sebuah cairan, seperti minyak , dipindahkan ketika piston baik didorong ke dalam. Piston kecil, untuk jarak tertentu gerakan, memindahkan jumlah yang lebih kecil dari volume yang dari piston besar, yang sebanding dengan rasio area kepala piston. Oleh karena itu, piston kecil harus dipindahkan jarak besar untuk mendapatkan piston besar untuk bergerak secara signifikan. Jarak piston besar akan bergerak adalah jarak yang piston kecil akan dipindahkan dibagi dengan rasio bidang kepala piston. Ini adalah bagaimana energi, dalam bentuk kerja dalam hal ini, adalah kekal dan Hukum Konservasi Energi puas. Pekerjaan kali kekuatan jarak, dan karena kekuatan meningkat pada piston lebih besar, jarak kekuatan diterapkan atas harus berkurang.
Cairan bertekanan digunakan, jika tidak dihasilkan secara lokal oleh tangan atau pompa mekanis bertenaga, dapat diperoleh dengan membuka katup yang terhubung ke akumulator hidrolik atau pompa terus berjalan tekanan yang diatur oleh katup buang. Bila diinginkan untuk menghasilkan kekuatan yang lebih dari tekanan yang tersedia akan memungkinkan, atau menggunakan lebih kecil, lebih tinggi tekanan silinder untuk menghemat ukuran dan berat, sebuah intensifier hidrolik dapat digunakan untuk meningkatkan tekanan yang bekerja pada silinder tekan.
Ketika tekanan pada silinder tekan dilepaskan (cairan kembali ke reservoir), gaya dibuat dalam pers dikurangi menjadi nilai yang rendah (yang tergantung pada gesekan segel silinder itu. Piston utama tidak menarik kembali ke aslinya posisi kecuali sebuah mekanisme tambahan digunakan.