BAB I
PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah hak asasi setiap manusia yang bekerja, karena setiap aktivitas industri selalu mengandung bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan. Bahkan United Nations Declaration of Human Rights, yang dirumuskan pada tahun 1948 di Helzinki, menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak asasi untuk bekerja, bebas memilih jenis pekerjaan dan mendapatkan kondisi pekerjaan yang adil dan membuatnya sejahtera. Menurut WHO, sebagai Organisasi Kesehatan Dunia, 45% penduduk dunia dan 58% penduduk yang berusia di atas sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diestimasikan sebesar 35% sampai 50% dari jumlah tenaga kerja di atas telah terbiasa terpajan dengan bahaya fisik, kimia, biologi dan juga bekerja dalam beban fisik dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya serta bebas psikososial yang menimbulkan stress. Hazard (bahaya) yang ditimbulkan dalam proses produksi di sebuah industri dapat bersifat fisik, kimia, biologi, mekanik, elektrik, psikologi, dan ergonomi. Dengan melakukan pengendalian yang benar, makaha zard yang terdapat dalam setiap proses produksi dapat diminimalkan. Aktivitas industri memang rentan terhadaphazard danri sk yang selalu membayangi setiap pekerja. Salah satu industri yang sedang menjamur ini adalah industri otomotif. Permintaan kendaraan di Indonesia yang meningkat, juga meningkatkan permintaan terhadap produk dan pekerja industri otomotif.
Industri baja adalah salah satu bagian dari industri otomotif yang bertugas menjalankan produksi pembuatan baja untuk membuat body kendaraan dan komponen kendaraan lainya, pengecekan kembali dan pendistribusiannya kepada masyarakat. Industri baja yang sangat berkembang akhir-akhir ini di Indonesia, memiliki proses yang banyak dan bervariasi dan pekerja dalam industri ini selalu berhadapan dengan bahaya dari proses perorangan dan langkah-langkah safety yang relevan denganha zard yang ada, sesuai dengan proses alur dalam siklus produksi industri baja (ILO).
Karena memiliki hazard dan risk yang beragam dan tak terhitung jumlahnya, maka perlu dilakukan upaya pengendalian dengan sistem managemen K3 dalam setiap proses produksi industri baja. Diharapkan dengan sistem managemen K3 yang baik, tak hanya menguntungkan pekerja sebagai objekha zard danrisk tetapi juga menguntungkan perusahaan karena dapat meminimalisasi kerugian-kerugian yang timbul akibat kehilangan aset-aset perusahaan, kehilangan pekerja yang terampil dan tercemarnya lingkungan pabrik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.
⦁ Permasalahan
Potensi bahaya yang selalu membayangi pekerja di industri baja harus diminimalisir agar loss tidak terjadi. Mengidentifikasi bahaya melalui flow process setiap produksi merupakan hal yang penting dilakukan agar pelaksanaan K3 dalam perusahaan dapat berjalan lancar. Namun, karena keterbatasan pengetahuan dan informasi, banyak pekerja yang tidak mengetahui bahaya apa saja yang telah mereka dapat sewaktu bekerja. Oleh karena itu, pihak perusahaan sebaiknya bertindak tegas dalam memegang prinsip K3 di setiap alur proses produksi. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap potensi bahaya yang berisiko dalam proses produksi industri perakitan mobil. Selain itu, diharapkan hal ini dapat menjadi perhatian perusahaan untuk meningkatkan upaya pengendalian sehingga menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
⦁ Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang dapat terjadi pada industri baja. Tak hanya itu, sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja, juga perlu mengidentifikasi dampak kesehatan apa saja yang terjadi bila pengendalian K3 dalam industri baja tidak dilaksanakan.
⦁ Manfaat Penulisan
Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah, serta dapat meningkatkan wawasan dan informasi mengenai seluk beluk industri baja.
Manfaat bagi industri baja, selaku objek penelitian, adalah dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dalam pelaksanaan prinsip K3. Karena dengan menerapkan prinsip K3 yang baik maka akan menurunkan kerugian-kerugian akibat rusaknya aset-aset perusahaan, penyakit yang timbul pada pekerja, dan lingkungan sekitar yang tercemar.
BAB II
PEMBAHASAN
⦁ Proses Pembuatan Baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
⦁ Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
⦁ Sistem kerja
⦁ Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
⦁ Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
⦁ Kembali ditegakkan.
⦁ Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
⦁ Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
⦁ proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
⦁ proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO), 3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
⦁ Proses Siemens Martin
Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
⦁ memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
⦁ sebagai Fundamen/ landasan dapur
⦁ menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
⦁ Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
⦁ besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
⦁ Proses Basic Oxygen Furnace
⦁ logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
⦁ Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
⦁ ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
⦁ BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
⦁ Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
⦁ Tidak perlu tuyer di bagian bawah
⦁ Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
⦁ Biaya operasi murah
⦁ PROSES DAPUR LISTRIK
Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
⦁ Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
⦁ Temperatur dapat diatur
⦁ Efisiensi termis dapur tinggi
⦁ Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
⦁ Kerugian akibat penguapan sangat kecil
⦁ Proses Dapurkopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
⦁ pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
⦁ Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
⦁ kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
⦁ besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
⦁ 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
⦁ Proses Dapur Cawan
⦁ Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
⦁ kemudian dapur ditutup rapat.
⦁ Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
⦁ Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Industri
Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000 (Quality) dan ISO 14001 : 1996 (Enviromental) yang diterapkan diseluruh Negara didunia adalah dengan munculnya berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan compatibility dari jenis dan lingkungan di industri masing – masing Negara tersebut, misalnya :
⦁ NSC (USA)
⦁ SAFETY MAP (Australia)
⦁ SMK3 (Indonesia)
⦁ British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris)
⦁ SGS Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS (Swiss)
⦁ National Standard Authority of Ireland (Irlandia)
⦁ Det Norske Veritas Standard for Certification of OH&SMS (Holland)
⦁ South African Bureau of Standard (Afrika Selatan)
⦁ SIRIM QAS Sdn. Bhd. (Malaysia)
⦁ OHSAS 18001 dsb.
Keselamatan (safety) adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan/ mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya berasal dari bahaya,. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerugian.
Potensi bahaya dapat berasal dari mesin – mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan – bahan serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi yang beresiko akan munculnya bahaya. Faktor – faktor sumber bahaya adalah :
⦁ Faktor fisik
⦁ Faktor kimia
⦁ Faktor biologi
⦁ Faktor fisiologi
⦁ Faktor psikologi
Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga kemungkinan dari akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber – sumber resiko adalah:
⦁ Perubahan
⦁ Produk
⦁ Kekayaan dan bahan baku
⦁ Prosedur dan aktivitas proses
⦁ Teknologi dan peralatan
⦁ Personel
⦁ Tempat kerja dan lingkungan
⦁ Lingkungan alam, keadaan iklim
⦁ Eksternal/pihak – pihak yang terkait
Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui Manusia, Metode, Mesin (alat), atau Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan tentang perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja aman atau Prosedur standar. Metode yang representative dan compatible juga mampu mendatangkan keselamatan.
Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris khusus dalam menunjang kerjanya agar mampu beroperasi secara aman tanpa mengurangi fungsi aslinya dengan sedikit sentuhan teknologi tidak menutup kemungkinan alat penunjang tersebut dalam keadaan tertentu bisa sangat penting sekali eksistensinya, ini dapat kita maksudkan dengan Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) yang diselaraskan dengan fungsi dan jenis bahaya yang sudah disarankan penggunaannya yang efektif . Untuk lingkungan tergantumg pada pengaturan tata letak dan fungsi dalam manajemen yang efektif dan efisien.
Kesehatan (Health) adalah derajat/tingkat keadaan fisik dan spikologi individu. Kesehatan ini sangat besar sekali andilnya dalam hal keselamatan dan kecelakaan kerja. Ini dikaitkan dengan kondisi fisiologis dari manusia, seperti contoh :
⦁ Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik tenaga kerja, antara lain :
· Tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangkauan.
· Posisi tubuh yang dapat menyebabkan mudah lemah
· Kepekaan tubuh
· Kepekaan panca indera terhadap bunyi
· Cacat fisik
· Cacat sementara
⦁ Ketidakseimbangan kemampuan psikologis tenaga kerja, antara lain :
· Rasa takut / phobia
· Gangguan emosional
· Sakit jiwa
· Tingkat kecakapan
· Tidak mampu memahami
· Sedikit ide (pendapat)
· Gerakannya lamban
· Ketrampilan kurang.
⦁ Stres mental, antara lain :
· Emosi berlebihan
· Beban mental berlebihan
· Pendiam dan tertutup
· Problem sesuatu yang tidak dipahami
· Frustasi
· Sakit mental
⦁ Stres Fisik, antara lain :
· Badan sakit ( tidak sehat badan )
· Beban tugas berlebihan
· Kurang istirahat
· Kelelahan sensori
· Terpapar bahan
· Terpapar panas yang tinggi
· Kekurangan oksigen
· Gerakan terganggu
· Gula darah menurun
Gangguan – gangguan kesehatan akibat reaksi fisikokimia (terbakar, luka, terkena bahan kimia, dsb.) dalam industri sangat sering kali terjadi dan penyumbang paling banyak dalam catatan kecelakaan kerja ini menuntut suatu transformasi teknologi klompementer yang aman dan ramah lingkungan.
Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan, luka pada manusia, kerusakan harta benda, kerugian pada proses atau terjadinya kontak dengan suatu benda atau sumber tenaga yang lebih dari daya tahan tubuh atau struktur. Kecelakaan ini dibedakan menjadi
1. Lost Time Injure (LTI) yaitu Cidera yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja.
2. Restricted Duties Injure (RDI) yaitu Cidera yang mengakibatkan Kerja menjadi terbatas.
3. Medical Treatment Injure (MTI) yaitu Cidera yang memerlukan bantuan petugas kesehatan )
4. First Aid Injure (FAI) yaitu Cidera yang memerlukan P3K
Kejadian (Incident) adalah peristiwa yang menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan atau berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan. Insiden dibedakan menjadi :
1. Near Miss, yaitu kejadian yang dapat menyebabkan cidera.
2. Kerusakan property, yaitu kejadian ysng dapat menyebabkan kerusakan alat.
3. Kerusakan Lingkungan, yaitu kejadian yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan kerja.
Insiden terjadi saat energi yang tidak bisa dikendalikan, menciptakan stress pada suatu struktur ( barang atau orang ) yang lebih besar daripada yang bisa ditanggungnya. ( William Haddon ).
Dari 75.000 insiden industri dapat diintregasikan dalam suatu persentase sebagai berikut
· 98% dari insiden itu bisa dicegah
· 88% darinya diakibatkan tindakan tidak aman yang dilakukan orang.
· 10% darinya akibat kondisi fisik atau mekanis yang berbahaya.
· 2% tidak bisa ditentukan (Herbert Heinrich ):
Metode yang paling bernilai dalam pencegahan kecelakaan adalah analog dengan metoda yang dibutuhkan untuk pengendalian mutu, biaya, dan kualitas produksi tidak menitik beratkan berapa santunan yang layak diberikan kepada pekerja agar kecelakaan dapat dikurangi. (H.W. Heinrich, 1931) ini dikenal dengan teori domino.
Pengendalian resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu:
1. Teknis
· Eliminasi : penghilangan sumber bahaya
· Subtitusi : mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya
· Isolasi : proses kerja yang berbahaya disendirikan
· Enclosing : mengurung / memagari sumber bahaya
· Ventilasi
· Maintenance
2. Administratif
· Monitoring lingkungan kerja
· Pendidikan dan pelatihan
· Labelling
· Pemeriksaan kesehatan
· Rotasi kerja
· Housekeeping: 5S
· Sanitasi yang bersih, mandi, fasilitas kesehatan.
3. Alat pelindung diri
· Topi pengaman
· Pelindung telinga
· Face shield
· Masker
· Respirator
· Sarung tangan
· Sepatu
Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi dibawah standar merupakan gejala penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyebab utama akibat kesalahan manajemen. (Frank E. Bird Peterson) ini dikenal dengan teori manajemen.
BAB III
PENUTUP
⦁ KESIMPULAN
Dari pokok bahasan mengenai teknik keselamatan kerja yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan seperti :
1. Keselamatan kerja pada suatu perusahaan adalah sangat penting demi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
2. Keselamatan kerja pada suatu perusahaan harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman dan lain-lain.
3. Perlengkapan keselamatan kerja pada sebuah perusahaan hendaknya dipergunakan secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan.
4. Tingkat keselamatan kerja pada pabrik kecil lebih rendah dibandingkan dengan tingkat keselamatan pada pabrik besar karena tingkat spesialisasi para pekerja yang tidak seimbang dengan teknologi yang dipergunakan.
⦁ SARAN
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mambutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan mengenai K3 dan Hukum Ketenagakerjaan, teman-teman bisa mencari referensi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.
Moore,Franklin G.1961. Manufacturing management, Third Edition [s.l:Richard D. Erwin.
Lundy, James L.1960. Effective industrial management. New York : The Macmillan Company
Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung
Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985 ,1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia. [s.]:Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT.
MAKALAH
K3 & HUKUM KETENAGAKERJAAN
INDUSTRI BAJA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
SUGIRINOTO
RUSMAN
KHOIRUL ANWAR
FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini sebagian besar material rekayasa terdiri dari campuran fasa-fasa,misalnya :...
-
Hydraulic machinery adalah mesin dan alat-alat yang menggunakan daya fluida untuk melakukan kerja. Alat berat adalah contoh umum. Dalam jen...
-
MAKALAH ETIKA PROFESI SEORANG INSINYUR DISUSUN OLEH : ...
No comments:
Post a Comment